Campuran keduanya membuat BBM ini memiliki RON 95 atau lebih besar dari Pertamax yang memiliki RON 92.
"Untuk BBM non-subsidi Pertamax Green 95 tetap juga kita salurkan dan kita perluas penyalurannya," terang Irto.
Kuota Pertalite 2024 dikurangi
Di tengah wacana penghapusan Pertalite, pemerintah telah menetapkan kuota penyaluran JBKP Pertalite pada 2024 sebanyak 31,7 juta kilo liter.
Jumlah tersebut lebih sedikit apabila dibandingkan dengan kuota penyaluran pada 2023 sebanyak 32,56 juta.
Penetapan kuota Pertalite pada tahun ini didasarkan pada perhitungan dari realisasi 2023 yang hanya mencapai 30 juta kilo liter atau sekitar 92,24 persen.
"Jadi, ini memang sedikit lebih kecil dari 2023, karena kami melihat dari realisasinya di tahun 2023 sekitar 30 juta kilo liter," ujar Kepala BPH Migas Erika Retnowati, dikutip dari Kompas.com, Senin.
Lebih lanjut, Erika juga menerangkan bahwa BPH Migas tengah mempersiapkan pembatasan pembelian Pertalite.
Namun, implementasi rencana tersebut masih menunggu revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, Harga Jual Eceran BBM.
Revisi Perpres tersebut menjadi krusial guna merinci klasifikasi konsumen yang dapat menggunakan Pertalite.
Untuk saat ini, aturan pembatasan konsumsi BBM hanya diterapkan bagi penggunaan solar.
Jika Perpres Nomor 191 sudah direvisi, diharapkan tipe konsumen yang boleh menggunakan Pertalite segera bisa diklasifikan.
"Jadi kita tunggu, nanti kalau sudah terbit revisi Perpresnya, kita baru bisa melakukan pengaturan untuk pembatasan Pertalite," kata Erika.
"Pengaturan untuk BBM bersubsidi itu akan diatur di dalam Perpres. Di dalam Perpres ini, nantinya akan ditetapkan siapa konsumen penggunanya," tambahnya.
Harga BBM Pertamina