Hank Green, seorang TikToker, mengungkapkan bahwa ia hanya mendapatkan beberapa sen untuk setiap seribu tayangan video.
Sementara itu, delapan kreator lainnya mengungkapkan bahwa pendapatan mereka per 1.000 tayangan video berkisar antara US$ 6 hingga US$ 8 (sekitar Rp 88.000 hingga Rp 117.000).
Jumlah tayangan yang dapat dimonetisasi sering kali jauh lebih rendah, dengan nilai maksimum sekitar US$ 17 (sekitar Rp 249.000).
Beberapa influencer mengatakan bahwa pendapatan terbesar mereka berasal dari kerjasama dengan merek tertentu.
Sebagai contoh, TikToker Jalyn Baiden mengungkapkan bahwa ia menerima lebih dari US$ 26.000 (sekitar Rp 381,2 juta) dari sponsor yang meminta konten bermerk dan menjalin kerjasama afiliasi.
Karena itu, pendapatan dari TikTok sangat bervariasi dan tidak hanya tergantung pada jumlah pengikut (followers).
Jadi, perjalanan Randy Alam dari ASN Ditjen Pajak menjadi penjual ayam geprek yang sukses di TikTok adalah inspiratif dan menunjukkan bahwa keberhasilan dapat datang dari keberanian untuk mencoba hal baru. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Sosok Randy Alam, ASN Ditjen Pajak Resign Pilih Jualan Ayam Geprek di TikTok,