TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - BPJS Kesehatan meraih apresiasi positif dari seorang bidan PNS, Yohana Widiyana, yang tinggal di Kabupaten Sintang.
Dalam wawancara eksklusif pada Senin (24/7) lalu, Yohana menyampaikan pengalaman positifnya dalam menggunakan BPJS Kesehatan dan mengungkapkan bahwa pelayanan serta manfaatnya telah membantu dirinya dalam menghadapi berbagai tantangan kesehatan.
Sebagai seorang bidan yang bekerja di Rumah Sakit, Yohana mengakui bahwa BPJS Kesehatan telah menjadi mitra penting dalam setiap proses pengobatan dan penanganan sakitnya.
Ia mengakui bahwa kerap kali penyakit Dispepsia nya kambuh sehingga menggunakan manfaat dari Program Jaminan Kesehatan Nasional (Program JKN), Dispepsia merupakan gejala nyeri, pada perut bagian atas disertai dengan gejala lainnya seperti mual, muntah, hingga dada terasa panas.
"Setiap berobat dan setiap sakit saya memang selalu menggunakan BPJS, dan yang paling sering memang karena saya memiliki riwayat penyakit dispepsia. Jadi, sering kali dispepsia saya kambuh dan itu memang pasti menggunakan BPJS Kesehatan karena memang gratis tanpa ada biaya tambahan lagi. Dengan ter-cover oleh BPJS, saya menjadi nyaman dan tidak khawatir saat penyakit saya kambuh," ungkapnya.
Tidak hanya dirinya sendiri yang merasa terbantu dengan adanya BPJS Kesehatan, Yohana juga mengamati bahwa banyak warga masyarakat di sekitarnya lebih bersemangat untuk mencari pengobatan karena sistem BPJS yang ringan.
• Hati-Hati, Masyarakat Diminta Waspada Terhadap Penipuan yang Mengatasnamakan BPJS Kesehatan!
“Masyarakat sekitar juga sebelum ada BPJS memang awalnya enggan untuk berobat karena selalu muncul anggapan bahwa berobat dan mendapatkan pelayanan kesehatan itu mahal. Namun, sekarang kondisi tersebut sudah jarang ditemukan semenjak ada Program JKN masyarakat jadi tidak ragu-ragu dan khawatir untuk berobat dan mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa memikirkan pembengkakan biaya,” jelasnya.
Yohana juga memberikan pujian terhadap pelayanan di kantor BPJS Kesehatan yang ia kunjungi. Menurutnya, segala proses administrasi berjalan cepat dan lancar.
"Sejauh ini juga tidak pernah dimintain iur biaya tambahan, ketersediaan kamar ataupun fasilitas yang ada di rumah sakit juga sesuai dengan apa yang saya bayarkan, untuk kelas pada kamar rawat inap sejauh ini juga baik-baik saja dan aman-aman saja," tuturnya.
Meski memberikan apresiasi positif, Yohana mengungkapkan kekhawatirannya terhadap pemahaman masyarakat di pedesaan dan daerah terpencil tentang BPJS Kesehatan.
"Saya harap BPJS Kesehatan kedepannya dapat lebih banyak melaksanakan sosialisasi ke pedesaan dan daerah-daerah yang lebih pelosok lagi, karena memang orang-orang di desa dan pelosok itu belum memahami sistemnya BPJS Kesehatan itu seperti apa," harapnya.
Ia memberikan contoh bahwa ada beberapa orang di desa yang keliru memahami cakupan layanan BPJS, seperti menganggap kecelakaan tunggal di-cover oleh BPJS, yang sebenarnya tidak.
"Sehingga kadang orang di desa itu berpikir jika sudah memiliki BPJS, segala sakit atau luka harus ditanggung menggunakan BPJS, dan terkadang terdapat pula warga yang berpikiran bahwa fasilitas kesehatan selain menerima uang dari BPJS tetapi masih meminta lagi dari peserta, padahal kan sebetulnya tidak seperti itu," paparnya.
• Periksa Pakai BPJS Kesehatan Tanpa Pindah Faskes saat Sakit di Luar Kota, Simak Penjelasannya!
Namun, Yohana tetap optimis dan mendukung konsep gotong-royong yang menjadi dasar BPJS Kesehatan.
"BPJS Kesehatan itu sangat bagus dengan sistem gotong-royongnya itu ya, jadi dengan subsidi silang antara orang yang mampu dengan yang tidak mampu, serta antara yang sedang sakit maupun tidak sakit. Saya rasa sangat bagus karena budaya kita di Indonesia ini kan gotong royong, jadi sama dengan pada kami saat tidak sakit jadi bisa merasa sudah membantu orang-orang yang membutuhkan, begitu pula sebaliknya ketika saya sakit," tutupnya.
Apresiasi positif dari Yohana Widiyana ini menjadi bukti bahwa BPJS Kesehatan telah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan memudahkan akses kesehatan yang terjangkau.
Harapannya, dengan sosialisasi yang lebih intensif di daerah-daerah terpencil, manfaat BPJS Kesehatan dapat dirasakan oleh lebih banyak lagi masyarakat Indonesia. (*)