Program JKN Mudahkan Rusnaini Berikan Pengobatan Untuk Anaknya Penderita Thalasemia

Editor: Mirna Tribun
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rusnani (40) Peserta Program JKN.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Hadirnya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) milik Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, tentunya mudahkan pengobatan bagi penderita Thalasemia khususnya thalasemia mayor yang menjalani terapi rutin transfusi darah, obat anti hemofilia, dan obat kelasi besi di rumah sakit.

Thalasemia merupakan penyakit kelainan darah karena kurangnya hemoglobin (Hb) yang normal pada sel darah merah.

Kelainan ini membuat penderitanya mengalami anemia atau kurang darah.

Penyakit ini terjadi akibat kelainan genetik yang diturunkan dari orang tua walaupun orang tua tersebut tidak mengalami gejalanya, yang artinya kondisi ini sudah bisa terjadi sejak masa kanak-kanak.

Rusnani (40) merupakan peserta Program JKN yang termasuk dalam segmen PBI JK (Penerima Bantuan Iuran), ia juga sebagai salah satu orang tua dari penderita thalasemia yang sangat terbantukan dengan Program JKN.

Wanita yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga ini merupakan warga dari kecamatan Singkawang Utara yang tidak sungkan membagikan pengalamannya berjuang demi kelangsungan hidup tiga buah hatinya yang menderita thalasemia, saat ditemui di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Singkawang.

Hanya Gunakan NIK, Nuraini Rasakan Mudahnya Berobat di Masa Kini

“Sebagai orang tua tentu saya sedih melihat anak saya sakit, tapi yang lebih mengejutkan yaitu setelah tau bahwa penyakit yang anak-anak saya derita ini adalah penyakit yang tergolong berat. Anak saya tiga dan semuanya terkena thalasemia. Apalagi tiga anak saya usianya masih sangat kecil yaitu belum genap 6 tahun saat terdiagnosis. belum lagi biaya pengobatannya sendiri menurut saya sangat mahal dimana anak saya harus rutin cuci darah dan minum obat terus,” ujar Rusnaini.

Rusnaini menjelaskan bahwa penyakit thalasemia yang merupakan penyakit genetik jangka panjang memerlukan perawatan seumur hidup.

Gejala dari penyakit thalasemia ini membuat penderitanya merasa mudah lelah, lemah, dan mudah mengantuk.

Salah satu pengobatan yang harus rutin dilakukan yaitu transfusi darah berulang untuk menambah sel darah yang kurang.

Faktor ekonomi merupakan kendala terbesar yang Rusnaini dan suami hadapi dalam proses pengobatan anak-anaknya. Suami Rusnaini yang berprofesi sebagai buruh ini juga mengaku sempat pesimis untuk tetap terus mengobati anak-anaknya.

“Pengobatan yang mahal dan rutin sempat membuat saya dan suami takut nantinya tidak bisa lagi mengobati anak-anak kami. Saya kan hanya ibu rumah tangga, suami pun hanya sebagai buruh, penghasilannya pun tidak seberapa untuk menanggung biaya perawatan tiga anak saya. Belum lagi biaya untuk hidup sehari-hari saja yang kadang tidak terpenuhi. Tapi Alhamdulilah karena adanya bantuan pemerintah melalui Program JKN ini saya betul-betul bersyukur sekali karena semua pengobatan anak-anak saya ditanggung penuh, saya merasa ada harapan baru untuk kesembuhan anak-anak saya,” sambung Rusnaini.

Lebih lanjut, Rusnaini menyebutkan walaupun dirinya menggunakan Program JKN, namun ia tetap mendapatkan pelayanan yang sama layaknya seperti pasien lainnya yaitu kemudahan dalam melakukan transfusi darah yang terlaksana sesuai jadwal tanpa tertunda dan tidak terdapat perbedaan pelayanan khusus antara pasien program JKN ataupun pasien non program JKN.

Peran orang tua sangat berguna untuk meningkatkan semangat hidup penderita thalasemia.

Olehkarena itu, Rusnaini terus-menerus memberikan semangat untuk anak-anaknya.

Halaman
12

Berita Terkini