TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Dampak penyakit rabies telah menyebabkan 8 korban meninggal di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Korban didominasi anak berusia 4-13 tahun sebanyak 6 korban dan 2 korban lainnya orang dewasa.
Pemerintah melalui Dinas Kesehatan gencar memberikan vaksin rabies dan melakukan upaya pencegahan?
Namun apakah penyakit rabies bisa sembuh setelah diberikan vaksin rabies?
Lantas siapa yang menemukan vaksin rabies?
Simak penjelasannnya berikut ini:
• 8 Warga Sintang yang Meninggal Akibat Rabies Telat Dibawa ke Puskesmas
Rabies adalah penyakit infeksi virus Iyssa dari genus rhabdoviridae yang menginfeksi otak dan saraf.
Jika tak segera ditangani Rabies bisa menyebabkan kematian pada manusia.
Sejarah kedokteran mencatat hanya satu orang saja yang berhasil sembuh tanpa menerima vaksin rabies.
Ia adalah Jeanna Giese-Frassetto, warga Wisconsin, Amerika Serikat.
Jeanna satu-satunya survivor rabies di dunia yang bertahan tanpa divaksin karena perawatan ekstrem dengan pembiusan koma oleh dokternya agar virus di otaknya mati melalui Milwaukee Protocol.
Melalui kasus langka tersebut rabies dapat dicegah dan disembuhkan melalui cara yang tepat.
Disadur dari laman resmi Kemenkes p2p.kemkes.go.id, dr. Steven Dandel, MPH menyebut terdapat gejala klinis dalam empat stadium yang patut diwaspadai.
Stadium prodomal atau awal terlihat seperti infeksi virus lainnya, seperti demam, sakit kepala, anoreksia, mual, dan sebagainya.
Stadium kedua atau sensoris, biasanya terdapat nyeri di daerah luka gigitan, kesemutan, kebas, panas, gugup, gelisah, keringat berlebih, air liur berlebih, dan keluar air mata berlebih.