Ini Deretan Perusahaan Yang Pernah Diserang Hacker Hingga Harus Membayar Miliaran rupiah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ada beberapa perusahaan yang harus mengeluarkan miliaran rupiah karena hacker

Tidak diketahui secara pasti berapa banyak tebusan yang dibayar para perusahaan, tetapi REvil meminta tebusan ke Kaseya senilai 70 juta dollar AS (sekitar Rp 1 Triliun jika menggunakan nilai kurs saat ini) dalam bentuk Bitcoin.

Kaseya menolak untuk membayar tebusan itu. Kaseya memilih bekerja sama dengan FBI dan Badan Infrastruktur dan Keamanan Siber Amerika Serikat.

Pada 21 Juli 2021, Kaseya mendapat kunci dekripsi dan mendistribusikannya ke organisasi yang terkena serangan itu.

2. Serangan pada Colonial Pipeline

Kedua, serangan Ransomware terbesar juga bisa dilihat pada kasus perusahaan pengelola pipa penyalur minyak sulingan di Amerika Serikat, Colonial Pipeline.

Pada 7 Mei 2021, operasi Colonial Pipeline sempat terhenti selama berhari-hari.

Operasi itu terhenti setelah grup peretas bernama Darkside menyerang sistem Colonial Pipeline menggunakan Ransomware.

Serangan ini memiliki dampak yang signifikan karena wilayah operasi Colonial Pipeline luas.

Waspada Hacker Ransomware, Sempat Membuat BSI Down Beberapa Hari dan Ancam Sebar Data Nasabah

Wilayah operasi Colonial Pipeline mencakup lebih dari 5.500 mil dan mengangkut lebih dari 100 juta galon bahan bakar setiap hari.

Terhentinya operasi karena serangan Ransomware membuat pasokan bahan bakar terganggu dan harganya meningkat.

Dengan adanya gangguan ini, perusahaan mengaku telah membayar peretas sebesar 4,4 juta dollar AS (sekitar Rp 65 miliar jika menggunakan nilai kurs saat ini) dalam mata uang kripto.

Dalam pembayaran tebusan itu, Colonial Pipeline sedikit beruntung. Penegak hukum di AS berhasil mengambil kembali sebagian uang tebusan yang diberikan Colonial Pipeline sebesar 2,3 juta dollar AS (sekitar Rp 34 miliar).

Sebagian uang tebusan itu dapat diambil lagi setelah penegak hukum berhasil melacak pembayarannya.

3. Serangan pada Travelex

Pada sekitar awal 2019, perusahaan penukaran mata uang asing yang berbasis di London, Travelex terkena serangan dari grup peretas spesialis Ransomware, Sodinokibi alias REvil.

Halaman
123

Berita Terkini