Idul Fitri

Selain Posisi Duduk Pengemudi Yang Benar, Perhatikan Juga Etika Mendahului Dalam Perjalanan Mudik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Harus ada etika dan perhitungan matang jika ingin mendahului pengendara lain

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Mematuhi peraturan lalu lintas adalah hal wajib saat melaksanakan perjalanan seperti mudik lebaran.

Apalagi arus jalan yang memang padat saat libur Idul Fitri, maka pengemudi pun sebaiknya memperhatikan etika dalam berkendara di jalan raya.

Terutama saat akan mendahului di lajur dua arah. Kondisi ini perlu dilakukan agar tidak merugikan dan membahayakan keselamatan diri sendiri serta pengendara yang lain.

Joko Purwanto Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving and Consulting Jusri Pulubuhu (JDDC) mengatakan.

Perhitungan matang sebaiknya dilakukan sebelum mendahului. Tak disarankan untuk menyalip di jalur tanjakan dan tikungan yang mengakibatkan blind spot.

Ini 10 Tips Aman Berkendara Saat Mudik Yang Bisa Diterapkan

"Memaksa itu namanya, padahal lihat garis marka jalan lurus artinya dilarang untuk mendahului,” ujar dia.

Lanjutnya, apalagi di depan ada kendaraan, itu juga memotong saat masuk ke antrean parah.

“Sayang, tidak memperhatikan kendaraan lain yang berjalan searah, padahal itu bisa membuat pengendara lain kaget," ucap Jusri.

Bila mendahului, Jusri menyarankan, agar melihat kondisi arus lalu lintas kendaraan yang berjalan dari arah berlawanan.

Jika tidak memungkinkan, baiknya menunggu hingga kondisi sudah aman. Namun, antisipasi bahaya dari kendaraan yang akan di dahului juga perlu.

Ada risiko manuver mendadak yang membahayakan diri sendiri.

"Berikan kode lampu sein, dim, dan klakson sebelum mengambil lajur berlawanan, agar kendaraan dari lawan arah dan yang melaju di depan memberikan jalan ke kita," katanya.

Selain itu saat mudik, setelah melewati perjalanan panjang ke kampung halaman, pengendara baiknya melakukan sedikit evaluasi agar perjalanan pulang nanti bisa lebih nyaman.

Banyak orang bisa mengemudikan mobil lantaran bisa dengan sendirinya, hanya dengan praktik secara mandiri.

Namun ternyata, ada metode-metode khusus untuk mempermudah mengemudikan mobil.

Posisi mengemudi diatur agar berkendara lebih aman, nyaman, dan tidak mudah lelah.

Libur Lebaran di Kampung, Jangan Sepelekan Teknik Berkendara di Jalan Tanjakan dan Turunan

Maka dari itu, ada baiknya mengetahui seperti apa posisi mengemudi yang baik dan benar itu. Dicky Aditya Wijaya Foreman Nissan Bintaro Ibrohim mengatakan, posisi mengemudikan mobil harus benar agar berkendara menjadi aman dan nyaman.

“Pertama, atur sudut sandaran tempat duduk sehingga dapat duduk dengan tegak dan tidak perlu membungkuk saat mengendarai, pastikan dapat menekan pedal dengan sepenuhnya,” ucap Ibrohim.

Ibrohim mengatakan, posisi tersebut akan membuat pengemudi lebih mudah nyaman dan aman dalam mengemudikan mobil.

Selain itu, pastikan posisi lengan pengendara sedikit menekuk ketika menggenggam roda kemudi.

Posisi tersebut merupakan posisi terbaik dalam memutar setir agar lebih leluasa.

Pengemudi juga sebaiknya mengatur tinggi sandaran kepala, tujuannya agar dapat diletakkan dengan pas.

Kunci sandaran kepala di tempatnya dengan bagian tengah sandaran kepala sejajar dengan bagian atas telinga.

“Posisi tersebut yang paling nyaman dan sesuai dengan kerja pretensioner bila sedang bekerja akibat benturan kecelakaan,” ucap Ibrohim.

Selanjutnya, Ibrohim juga mengatakan, pengemudi mengenakan sabuk keselamatan dengan benar, sesuai petunjuk yang ada.

Sehingga, sabuk keselamatan dapat bekerja dengan baik dan tidak mencederai pengemudi. (*)

Berita Terkini