TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- GERD menjadi penyakit yang umum tejadi di bulan puasa.
Saat GERD terjadi, kamu bisa mengalami beberapa hal berikut dari gejala-gejalanya.
Seorang spesialis bedah bariatrik yang berbasis di Florida, Dr Arundathi Rao, MD, melihat begitu banyak penyebab asam lambung yang jarang diketahui.
"Selain genetika, jika kita lahir dengan hernia hiatus, maka itu adalah faktor terbesar yang dapat meningkatkan tekanan di perut terangnya.
Di samping itu, berbagai faktor dapat menyebabkan penyakit asam lambung, termasuk obesitas, kehamilan, sering mengangkat benda berat, merokok, COPD atau batuk kronis, dan menjalani operasi "tummy tuck" untuk menghilangkan lemak.
• 5 Anjuran Berbuka Puasa agar GERD dan Asam Lambung Tidak Kambuh
Dilansir dari situs Prevention, berikut sejumlah gejala tak umum dari asam lambung dan GERD:
1. Nyeri dada, terutama setelah makan
Sensasi terbakar di dada atau heartburn menjadi salah satu gejala yang kerap dirasakan ketika asam lambung naik. Namun, orang-orang kerap tak mengetahui perbedaan nyeri dada karena asam lambung atau serangan jantung.
"Tidak jarang melihat seseorang di IGD dengan nyeri dada yang parah, mengira itu serangan jantung, padahal sebenarnya refluks," tutur Murray.
Murray menjelaskan serangan jantung mencakup rasa sesak dan tekanan di dada, lengan, atau leher, yang mana tidak terjadi pada asam lambung atau GERD.
Namun jika ragu, Anda bisa segera pergi ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan terbaik.
2. Produksi banyak air liur
Gejala tak umum lainnya adalah mulut yang terus memproduksi air liur setelah makan.
Hal itu disebabkan karena kelenjar ludah bekerja sangat keras saat mendeteksi iritasi di tenggorokan, sehingga kelenjar tengah bersiap untuk menyiram apa pun yang ada di tenggorokan, maupun yang akan dimuntahkan.
• 7 Anjuran Penderita GERD agar Tidak Kambuh Saat Puasa
3. Alami masalah pernapasan