Mirip dengan tudingan Bos WhatsApp, Durov juga menyebut WhatsApp menanamkan "pintu belakang" agar bisa diakses pemerintah, penegak hukum, dan peretas untuk menembus enskripsi dan sistem keamanan lainnya.
Dia menilai WhatsApp tidak akan pernah benar-benar menjadi aplikasi yang aman, kecuali dirombak besar-besaran.
Tak tinggal diam, bos WhatsApp lantas melempar "serangan balik" ke Durov.
"Saya tidak akan menggunakan Telegram untuk urusan privat apapun. Tidak seperti WhatsApp, Telegram tidak memiliki end to end encryption secara default dan tidak ada cara untuk mengaktifkan enkripsi di percakapan grup,” ungkapnya.
“Artinya, telegram telah menyalin percakapan Anda dan hal itu mengkhawatirkan saya," tulis Cathcart dalam twitnya tahun lalu. (*)