TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Kementerian Agama (Kemenag) Mempawah melarang siswa membawa mainan Lato-lato ke sekolah atau madrasah. Mainan yang sedang viral itu dikhawatirkan akan membahayakan siswa yang memainkannya.
Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Madrasah (Penmad) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Mempawah, Rudiansah, mengatakan lato-lato tersebut terbilang cukup keras. Apabila terkena pantulan yang keras ke bagian tubuh dapat mengakibatkan pemainnya lebam-lebam ataupun benjol.
"Bahkan bukan hanya itu, beberapa waktu yang lalu, sempat didengar informasi satu bocah laki-laki berusia 8 tahun di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, yang harus menjalani operasi mata setelah mainan lato-lato yang dimainkannya pecah, dan serpihannya menancap di matanya," terang Rudiansah, Senin 9 Januari 2023.
Dengan pertimbangan bahaya tersebut, Rudiansah mengatakan pihaknya akan memberikan edaran surat imbauan terkait larangan membawa mainan Lato-lato di madrasah.
"Adapun pertimbangan yang kami ambil terkait larangan membawa mainan lato-lato ke sekolah/madrasah yakni agar siswa belajar lebih konsentrasi, kemudian untuk menghindari kemungkinan terjadinya bahaya pada siswa, sehubungan terjadinya korban pada anak-anak saat bermain lato-lato," terang Rudiansah.
• Kasi Penmad Kemenag Mempawah Imbau Madrasah Larang Siswa Bawa Lato-lato
• Kapolres Mempawah Polda Kalbar Pimpin Upacara PTDH Terhadap Bripda Eldy Oscar
Rudiansah berharap peran serta kepala madrasah, para guru dan orang tua turut mengawasi anak-anaknya dalam hal bermain.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong Utara, Rahadi Usman melalui Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong Utara, Ali Tambas Setiawan menyampaikan tanggapannya mengenai permainan lato-lato.
"Menyikapi fenomena permainan lato-lato yang saat ini sedang marak di hampir beberapa wilayah, tentunya permainan ketangkasan ini memiliki risiko dalam penggunaannya," ujar Ali saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Senin 9 Januari 2023.
"Oleh karena itu, diimbau kepada orang tua untuk tetap mengawasi dan membatasi permainan tersebut disesuaikan dengan usia minimal anak dan juga tempat permainannya, sehingga tidak mengganggu dari suara yang ditimbulkan," tambahnya.
Untuk itu, risiko permainan ini ada termasuk bagi pemula. Hal inilah menjadi perhatian bersama dalam melakukan pengawasan terhadap anak.
"Karena jika dilihat permainan ini bagi pemula tetap berisiko, membuat cedera di tangan ataupun wajah. Terlebih, jika tali pengikatnya terputus maka dapat mencederai pemain atau orang lain," jelasnya.
Kebijakan penggunaan permainan ini dibutuhkan, untuk mencegah dan mengantisipasi risiko permainan tersebut.
"Oleh karena itu, tetap diperlukan kebijakan dalam penggunaan permainan ini," katanya.
Cek Berita Terkini Terkait Korban Lato-lato DISINI