Kasubbag TU Kemenag Mempawah Minta Guru Kembangkan Kompetensi Hadapi Perubahan

Penulis: Ramadhan
Editor: Try Juliansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kasubbag Tata Usaha Kemenag Mempawah, Ishak, ketika menyampaikan materi Implementasi Kurikulum Merdeka di Jungkat, Kamis 24 November 2022. (Dok. Humas Kemenag Mpw/Aspari)

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Kasubbag Tata Usaha Kemenag Mempawah, Ishak, minta guru madrasah harus siap dan mengembangkan kompetensi diri menghadapi perubahan dalam dunia pendidikan.

"Perubahan itu mutlak. Seperti kata Heracletos, filsuf Yunani kuno yang mengatakan, Nothing endures but change. Tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri,” tegas Ishak mengutip pernyataan Filsuf Yunani Kuno, Heracletos, Jumat 25 November 2022.

Terkait perubahan, Ishak turut mencontohkan seperti halnya Motto Madrasah yang beberapa kali telah berubah.

Seperti dulu motto Madrasah ialah ‘Madrasah lebih baik, lebih baik madrasah’. Kemudian berubah menjadi ‘Madrasah Hebat Bermartabat. Dan sekarang berubah lagi menjadi ‘Madrasah Mandiri Berprestasi’. Madrasah yang memiliki kemandirian berfikir, berkreasi, berinovasi dalam mengelola madrasah sehingga mencapai puncak berprestasi madrasah.

Peringati Hari Guru Nasional, Berikut Harapan Hidaya Salah Satu Guru di Mempawah

Kapolres Mempawah Polda Kalbar AKBP Fauzan Ajak Warga Sungai Kunyit Jaga Kondusifitas Kamtibmas

"Itulah perubahan. Maka yang bisa kita buat adalah bersahabat dengan perubahan itu sendiri. Seperti yang dikatakan pujangga yang bernama Melvin Tolson, yang menulis Karena kita hidup alam semesta yang berubah-ubah, mengapa manusia menentang perubahan," ujar Ishak.

Ishak mengingatkan, guru jangan terlena dengan posisi nyaman (comfort zone). Harus aktif dan semangat dalam meningkatkan kompetensi.

Ishak mengatakan, hidup harus bahagia, begitu pula dalam mengajar. Ketemu dengan anak didik, membuat target dan metode pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.

"Di dunia ini, ada dua type manusia terhadap masalah. Pertama, menghadapi dan menyelesaikan masalah. Jika menemukan solusi, akan mendapatkan kebahagiaan yakni kemampuan memenej masalah. Kedua, orang yang lari dari masalah ialah orang yang akan menemukan masalah baru, dan membuat diri tidak bahagia,” jelas Ishak yang berpengalaman selama 24 tahun menjadi guru.

Menurut Ishak, Kurikulum merdeka menegaskan tentang merdeka belajar dan merdeka mengajar, penekanan pada pendalaman materi, bukan pada penyelesaian materi.

"Anak-anak punya potensi yang berbeda-beda. Jadi lebih diarahkan sesuai dengan potensi yang dimiliki. Buat hati kita bahagia, dan buat hati anak didik bahagia dalam belajar," tutupnya. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkini