TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Banyak yang belum mengetahu apa itu Laryngopharyngeal reflux (LPR) dan gastroesophageal reflux disease (GERD).
Keduanya merupakan dua gejala yang hampir serupa dan sering dialami oleh banyak orang.
Sebagai informasi, keduanya merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh refluks asam lambung atau sama dengan naiknya asam lambung ke kerongkongan (esofagus).
Bedanya, GERD terjadi ketika asam lambung berulang kali naik hanya sampai ke kerongkongan.
Sedangkan LPR terjadi saat asam lambung naik sampai ke bagian belakang tenggorokan (faring), kotak suara (laring), atau bahkan ke bagian belakang saluran napas hidung.
Sementara GERD dan LPR dapat terjadi bersamaan, penderita terkadang hanya memiliki gejala dari GERD atau LPR saja.
• Bisakah GERD Mempengaruhi Kolestrol? Cek Gejala yang Ditimbulkan
Berikut adalah beda LPR dan GERD yang bisa dipahami:
1. Beda gejala LPR dan GERD
Melansir Verywell Health, LPR cenderung tidak menyebabkan gejala heartburn atau sensasi terbakar di dada seperti pada GERD.
Maka dari itu, LPR sering juga disebut sebagai silent reflux atau refluks diam-diam.
LPR bisa tidak menyebabkan heartburn karena asam lambung tidak “menetap” di kerongkongan.
Untuk dapat menyebabkan heartburn, asam lambung harus tinggal di kerongkongan cukup lama sampai menimbulkan iritasi.
Selain itu, kerongkongan tidak sensitif terhadap iritasi seperti tenggorokan.
Jadi, jika asam lambung lewat dengan cepat melalui kerongkongan, tapi menggenang di tenggorokan, gejala heartburn tidak akan terjadi, namun gejala LPR akan terjadi.
Gejala LPR dapat meliputi:
- Rasa pahit di tenggorokan
- Sakit tenggorokan
- Kesulitan menelan
- Suara serak
- Sering merasa perlu untuk membersihkan tenggorokan atau sering berdehem
- Postnasal drip kronis atau merasa seperti ada aliran lendir yang menetes dari hidung ke tenggorokan
- Kotak suara merah, bengkak, atau sakit
- Asthma
Dalam beberapa kasus LPR, seseorang mungkin hanya memiliki 1-2 gejala tersebut.
Banyak orang yang memiliki gejala juga bisa menganggap dirinya mengalami masalah pernapasan dan refluks asam.
• Silahkan Pahami, Apa Itu GERD, Penyebab dan Faktor Risikonya
Hal ini pun dapat membuat LPR sulit untuk didiagnosis.
Sementara itu, berikut adalah beberapa kondisi yang mengarah pada gejala GERD:
- Heartburn yang berlangsung beberapa jam
- Nyeri dada saat berbaring atau membungkuk
- Rasa terbakar di tenggorokan
- Mual, muntah, atau regurgitasi
- Kesulitan menelan
- Suara serak setelah tidur
- Batuk kering dan menyakitkan
- Bau mulut
- Nyeri dada
2. Beda penyebab LPR dan GERD
Saat tubuh mencerna makanan, otot sfingter yang terdapat di bagian atas dan bawah kerongkongan akan menyusut atau menutup untuk mencegah isi lambung naik ke kerongkongan.
Ketika seseorang mengalami refluks asam lambung, mekanisme ini berarti tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Sfingter esfofagus mungkin tidak menutup dengan benar.
Ini dapat menyebabkan GERD dan LPR.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pada GERD, beberapa isi lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar yang terkait dengan kondisi tersebut.
Sementara pada LPR, isi lambung bergerak sampai ke bagian belakang tenggorokan, menyebabkan batuk dan sakit tenggorokan.
• Cara Pengobatan Alami untuk Menghilangkan GERD atau Asam Lambung yang Naik
3. Beda faktor risiko LPR dan GERD
Dilansir dari Cleveland Clinic, siapa pun pada dasarnya dapat mengembangkan LPR atau GERD.
Keduanya adalah kondisi umum yang dapat memengaruhi orang sehat.
Namun, ada beberapa faktor risiko yang diketahui.
Kondisi tersebut memiliki banyak faktor risiko yang serupa.
Ini termasuk:
- Kegemukan
- Kehamilan
- Kebiasaan merokok
- Konsumsi alkohol
- Makan berlebihan
- GERD juga dapat disebabkan oleh beberapa obat.
4. Beda cara mendiagnosis LPR dan GERD
Merangkum Health Line, dokter umum seringkali bisa mendiagnosis pasien dengan LPR atau GERD.
Dokter biasanya akan memulai diagnosis dengan melempar pertanyaan kepada pasien tentang gejala yang dialami, pengobatan rumahan apa pun yang telah dicoba, dan kapan gejala paling sering terjadi.
Dokter juga akan meninjau riwayat kesehatan dan obat-obatan untuk memastikan gejala pasien tidak disebabkan oleh hal lain.
Pasien biasanya tidak memerlukan tes untuk mendiagnosis LPR dan GERD.
Tetapi, dokter mungkin memerintahkannya dalam beberapa kasus.
Pengujian biasanya dilakukan untuk melihat apakah refluks asam telah menyebabkan jaringan parut atau kerusakan pada kerongkongan atau tenggorokan pasien.
Untuk memeriksa kerusakan, pasien akan menjalani tes yang disebut endoskopi.
Tes lain yang mungkin pasien lalui disebut tes pH.
Pasien mungkin juga perlu menemui dokter spesialis, terutama jika memiliki kerusakan pada tenggorokan atau kerongkongan, atau jika mengalami gejala yang sulit dikendalikan.
Pasien mungkin akan dirujuk ke ahli gastroenterologi untuk GERD.
Untuk LPR, pasien mungkin akan dirujuk ke otolaryngologist atau dokter THT (telinga, hidung, tenggorokan).
• 4 Cara Atasi Gerd Secara Alami Tanpa Obat Perhatikan Langkahnya
5. Beda cara mengobati LPR dan GERD
LPR dan GERD adalah kondisi yang sangat mirip.
Karena keduanya disebabkan oleh asam yang naik ke kerongkongan, keduanya pada umumnya dapat diobati dengan cara yang sama.
Dokter kemungkinan pertama akan merekomendasikan pasien untuk membuat beberapa perubahan gaya hidup.
Dokter akan berbicara dengan pasien tentang apa yang harus dimakan atau tidak dimakan, dan jam berapa saja sebaiknya untuk makan.
Ini mungkin termasuk membatasi makanan pedas, makanan tinggi lemak, dan makanan tinggi asam.
Dokter mungkin juga menyarankan pasien untuk menurunkan berat badan dan menghindari kafein, alkohol, dan merokok.
Perawatan lain termasuk obat bebas seperti:
- Antasida dapat memberikan bantuan cepat ketika pasien mengalami heartburn. Namun, bantuan obatan ini biasanya bersifat sementara dan tidak akan mencegah heartburn di masa depan atau menyembuhkan kerusakan signifikan yang dilakukan oleh asam di kerongkongan atau laring
H2 receptor blockers dapat menyebabkan lambung membuat lebih sedikit asam dan dapat memberikan kelegaan. Namun, obat ini tidak memberikan bantuan langsung pada heartburn yang sudah dialami. - Proton pump inhibitors seringkali lebih efektif daripada H2 receptor blockers. Seperti H2 blocker, obat ini dapat mengurangi produksi asam lambung, tetapi dengan cara yang berbeda. Proton pump inhibitors juga dapat membantu menyembuhkan kerusakan yang disebabkan oleh refluks asam.
Jika obat OTC tidak memperbaiki gejala, dokter mungkin akan meresepkan versi yang lebih kuat. Dokter mungkin juga akan meresepkan obat untuk membantu memperkuat sfingter esofagus.
Ketika obat-obatan tidak membantu, operasi mungkin menjadi pilihan.
Operasi untuk GERD dan LPR dapat memperkuat sfingter esofagus untuk membantu mencegah refluks asam lambung. (*)
Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News