TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Renungan Katolik Kamis 7 Juli 2022 Hari Minggu Biasa XIV.
Lihat bacaan 1, bacaan injil dan mazmur tanggapan renungan harian katolik 7 Juli 2022.
Bacaan 1 diambil dari Hos. 11:1b,3-4,8c-9 dan bacaan injil diambil dari Mat. 10:7-15.
Sementara mazmur tanggapan: 80:2ac,3b,15-16 dan bait pengantar injil: Mrk. 1:15.
• Orang Kudus Katolik Rabu 6 Juli 2022 Santa Maria Goretti, Santo Santa Pelindung
Bacaan I: Hos. 11:1b,3-4,8c-9
Beginilah sabda Tuhan, “Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir anak-Ku itu Kupanggil.
Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan mengangkatnya di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Akulah yang menyembuhkan mereka.
Aku telah menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih.
Bagi mereka Aku seperti orang yang mengambil kekang dari rahang mereka, yang membungkuk di hadapan mereka untuk memberi makan.
Hatiku berbalik dari segala murka. Belas kasihan-Ku bangkit serentak.
Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala, tidak akan membinasakan Efraim lagi.
Sebab Aku ini Allah, dan bukan manusia, Aku ini Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm. 80:2ac,3b,15-16
Ref. Tuhan, Engkaulah penyelamatku.
1. Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu, Engkau yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar. Bangkitkanlah keperkasaan-Mu dan datanglah menyelamatkan kami.
2. Ya Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Tengoklah pohon anggur ini, lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu!
Bait Pengantar Injil: Mrk. 1:15
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.
Bacaan Injil: Mat. 10:7-15
Pada waktu itu Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Pergilah dan wartakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat.
Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan.
Kalian telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berilah pula dengan cuma-cuma.
Janganlah kalian membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu.
Janganlah kalian membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kalian membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.
Apabila kalian masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka.
Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun kepadanya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.
Dan apabila seorang tidak menerima kalian dan tidak mendengarkan perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu, dan kebaskanlah debunya dari kakimu.
Aku berkata kepadamu: Sungguh, pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya daripada kota itu.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
• Kisah Santo Santa Katolik 4 Juli Santa Elizabeth dari Portugal
Renungan Katolik
Untuk menjadi rasul yang sukses, tidak cukup memiliki pengetahuan iman dan kemauan untuk pergi menjalankan perutusan.
Tetapi, diperlukan pula strategi komunikasi dan sikap taktis.
Ke mana pun pergi, kita perlu bersikap ramah dan mengucap salam.
Jika upaya dan niat baik kita ditolak atau kita gagal di suatu tempat atau di suatu bidang pelayanan tertentu, kita tak perlu baper dan tersandera oleh kegagalan tersebut.
Kita perlu segera melakukan refleksi, evaluasi, lalu mencoba lagi di tempat atau bidang pelayanan lain di mana terbuka peluang untuk berhasil.
“Apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah . . . “ (ay. 14) .
Jangan lupa bahwa Yesus sendiri pernah tidak dimengerti dan ditolak di kampung halaman-Nya sendiri.
Penolakan boleh jadi membuat kita marah, namun jangan sampai amarah menggelapkan mata hati kita.
Allah marah ketika bangsa Israel tidak merespons kasih-Nya.
Allah telah mengangkat dan menyelamatkan mereka, tetapi “mereka tidak insaf bahwa Aku menyembuhkan mereka... Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan” (ay. 34).
Allah kecewa dan marah atas kedegilan hati Israel.
Kendati begitu, sabda Allah pada Hosea: “Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku dan belas kasihan-Ku bangkit serentak.
Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala itu” (ay. 8-9).
Kemarahan tidak menggelapkan mata hati Allah.
Belas kasih Allah Iebih besar daripada kedegilan hati umat-Nya.
“Aku tidak datang untuk menghanguskan” (ay. 9).
Allah tak Ielah mencari cara guna menyapa dan menyelamatkan umat-Nya.
Untuk kita: kala mata hati dan pikiran kita digelapkan oleh amarah dan kekecewaaan, masuklah ke dalam hati untuk mengingat belas kasih Allah dan biarkanlah hati kita tergerak oleh belas kasihan.
Sebab, belas kasih Allah lebih besar daripada kedegilan hati.
Biarkanlah cinta dan hati kita bicara.
Ya Bapa, berilah kami kesabaran dan semoga hati kami senantiasa tergerak oleh belas kasih-Mu. Amin.
Sumber: adiutami.com
(*)
[Update informasi seputar Katolik]
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News