TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, Sambas - Menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 H petugas Kesehatan Hewan Kabupaten Sambas terus mengupayakan pencegahan penularan Penyakit Mulut dan Kuku yang Menyerang hewan ternak.
Satu diantara petugas Kesehatan Hewan Kabupaten Sambas adalah Hermawan. Dia membagikan cerita pengalamannya saat melakukan pengecekan dan penangan terhadap ternak sapi yang suspek PMK di Kabupaten Sambas.
"Saya pernah melakukan pengecekan di Kecamatan Sambas dan Kecamatan Tangaran. Sementara yang tertular sudah mencapai 5 kecamatan di Kabupaten Sambas," ujar Hermawan kepada Tribun Pontianak, Minggu 19 Juni 2022.
• Fun Bike Keliling Kota Sambas Peringati Hari Bhayangkara ke-76
Lima kecamatan yang ditemukan suspek PMK tersebut diantaranya Tebas, Semparuk, Paloh, Sambas dan Tangaran.
Sub Koordinator Pencegahan Penyakit Hewan Dinas Perikanan Peternakan dan Kesehatan Hewan ini mengungkapkan gejala ternak yang terkena PMK adalah hewan mengalami demam. Selanjutnya ternak akan mulai tidak mau makan.
"Gejala awal sapi demam, tidak mau makan, peternak lalu memanggil petugas kesehatan hewan untuk ditangani ternak tersebut," ucapnya bercerita.
Dia menerangkan, ketika diperiksa pada bagian mulut sapi, ditemukan air liur sapi yang berlebih hingga berbusa. Pada bagian gusi dan lidah melepuh serta bagian tengah kuku dan tumit mengalami luka.
"Ditemukan ada liur berlebih hingga berbusa, bagian gusi dan lidah ada melepuh, dan bagian tengah kuku luka dan bagian tumitnya luka," katanya.
Dia menambahkan, pada masing-masing sapi berbeda gejala yang ditimbulkan. Namun demikian kata dia, kalau sudah satu ekor yang terinfeksi maka sapi yang satu kandang dengan sapi tersebut cenderung terpapar.
"Sapi yang satu kandang cenderung terpapar hanya menunggu waktu," tuturnya.
Dia menjelaskan dari pengalaman tersebut, penanganan cepat dilakukan dengan menyuntikan vitamin, penguat otot bagi sapi yang sudah roboh.
"Alhamdulillah dari yang ditangani cepat melalui penyuntikan vitamin, penguat otot bagi sapi yg dah roboh, obat demam dan antibiotik bagi sapi yang ada luka, berangsur pulih," katanya.
Tentunya, imbuh dia, peran dari peternak dibutuhkan untuk merawat, memberi pakan yang lembut bahkan menyuapi sapi ketika makan. Kata dia perlu meningkatkan kebersihan kandang dan memberi makan tambahan seperti madu dan kunyit lalu diminumkan kepada sapi.
"Penyemprotan desinfektan untuk membunuh bibit penyakit juga disarankan ke peternak," ucapnya.
Dia menerangkan, PMK sangat menular bahkan menimbulkan kesakitan sampai 100 persen. Tetapi tingkat kematian kecil hanya 5 hingga 10 persen. Sementara untuk sapi pedet/anak dan sapi yang bunting rentan sekali dengan PMK.
"Karena daya tularnya gampang, perlu strategi kita selaku petugas untuk menjaga agar bukan sebagai penyebar PMK ke kandang yang sehat," jelasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News