Di dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa umat islam harus bertindak sesiao dengan ketetapan yang telah Allah SWT tetapkan, karena Allah SWT maha melihat dan maha mengetahui.
Mujahadah Nafsu juga dijelaskan dalam hadits nabi yang diriwaytkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,
“Orang yang perkasa bukanlah orang yang menang dalam perkelahian, orang yang perkasa adalah orang yang menendalikan dirinya ketika marah.”
Baca juga: Apa Arti Asmaul Husna ? Ketahui Pengertian Asmaul Husna dan 99 Lafal Asmaul Husna
3. Macam-Macam Hawa Nafsu
Dalam dinamika kehidupan manusia, seseorang tidak hanya dikarunia sifat mulia, melaikan juga hawa nafsu yang bertentangn dari sifat mulia yang bisa dimiliki oleh seseorang. Manusia memiliki tiga jenis nafsu seperti berikut ini:
a. Nafsul Ammarah
Nafsul ammarah tertera di dalam Al-Quran surat Yusuf ayat 53, yang menceritakan kisah nabi Yusuf, ayatnya berbunyi :
وَمَآ اُبَرِّئُ نَفْسِيْۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ ۢ بِالسُّوْۤءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْۗ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Dan aku tidak membebaskan diriku dari kesalahan-kesalahn, karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.”
b. Nafsul Lawwamah
Nafsul ammarah tertera di dalam Al-Quran surat Al-Qiyamah ayat 2, ayatnya berbunyi :
وَلَآ اُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ
“Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali dirinya sendiri.”
Nafsu lawwamah adalah nafsu yang dari hati dan akal yang saling berkaitan dengan khayalan, syahwat dan keinginannya. Jenis nafsu ini memiliki kecenderungan terhadap ar-rayu’ atau rasio. orang-orang yang munafik didominasi oleh ra’yu yang membuat diri mereka berada dalam keraguan antara memilih baik atau buruk, memilih taat atau bermaksiat dan memilih untuk beriman atau kafir. Hal ini digambarkan pada Al-Quran surat An-Nisa ayat 143 yang berbunyi :
مُّذَبْذَبِيْنَ بَيْنَ ذٰلِكَۖ لَآ اِلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ وَلَآ اِلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ ۗ وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهٗ سَبِيْلًا
“Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian, iman atau kafir: tidak masuk kepada golongan orang-orang beriman dan tidak pula kepada golonganorang-orang kafir, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.”
c. Nafsul Muthmainnah
Nafsul muthmainnah adalah nafsu yang dari hati dan akalnya mampu mengendalikan syahwat, kecenderungan dan khayalan. Orang yang memiliki jiwa seperti ini akan cenderung mengingat Allah SWT kapanpun dan dimanapun. Sebagaimana tertera dalam Al-Quran surat Ar-Ra’d ayat 28 yang berbunyi :
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ
“yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”