TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kepala Kantor OJK Provinsi Kalimantan Barat, Maulana Yasin mengatakan berdasarkan data hasil survei literasi dan inklusi keuangan tahun 2019, masyarakat Indonesia memiliki indeks literasi dan inklusi keuangan sebesar 38,03 persen dan 76,19 persen.
Lebih lanjut, Provinsi Kalimantan Barat memiliki indeks literasi dan inklusi keuangan sebesar 36,48 persen dan 75,33 persen.
"Angka tersebut menandakan bahwa setiap 100 penduduk di wilayah Kalimantan Barat, hanya terdapat 36 orang yang paham mengenai keuangan dan terdapat 75 orang yang menggunakan produk serta layanan keuangan," ungkapnya saat Edukasi Keuangan Bagi Mahasiswa di Kalbar yang berlangsungTerjebak Investasi di Teater 1 Gedung Konferensi Untan Pontianak, 24 Mei 2022.
Ketimpangan yang terjadi antara indeks literasi dengan indeks inklusi keuangan menunjukkan bahwa masih terdapat masyarakat yang sudah menggunakan produk atau layanan jasa keuangan.
Namun tidak memiliki pengetahuan dan keyakinan yang cukup dalam menggunakan produk dan layanan jasa keuangan termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan layanan jasa keuangan, serta keterampilan, sikap, dan perilaku yang benar.
• Sumbang PDB Senilai Rp 8,6 T, Ketua ISMI Kalbar Beberkan Sejumlah Kendala yang Dihadapi UMKM
Maulana Yasin mengatakan situasi tersebut tentunya belum ideal karena penggunaan produk jasa keuangan tanpa diimbangi oleh pengetahuan yang cukup akan berdampak pada kerentanan terjebak pada tawaran investasi ilegal maupun pinjol ilegal.
"Tingkat pengaduan yang tinggi karena tidak memahami dengan baik produk keuangan yang digunakan bahkan berisiko menggunakan produk keuangan yang tidak sesuai dengan tujuan keuangannya," ujarnya.
Artinya, masih adanya ruang bagi upaya peningkatan pemahaman masyarakat tentang produk jasa keuangan di Indonesia. Oleh karena itu, edukasi keuangan harus diakselerasi melalui berbagai bauran kebijakan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan aliansi strategis bersama berbagai pemangku kepentingan.
Upaya OJK
Sebagai upaya untuk meningkatkan literasi keuangan, OJK secara terencana dan sistematis menyelenggarakan kegiatan edukasi keuangan yang didukung dengan aliansi strategis antara OJK dengan Kementerian atau Lembaga terkait, Pelaku Usaha Jasa Keuangan serta berbagai komunitas di masyarakat.
Selain itu, OJK telah menyediakan infrastruktur berupa Buku Seri Literasi Keuangan melalui pendekatan life cycle, dimulai dari buku saku literasi keuangan bagi calon pengantin dan buku perencanaan keuangan keluarga, selanjutnya untuk tingkat pendidikan formal juga telah tersedia mulai dari jenjang PAUD, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
Upaya peningkatan literasi keuangan berbasis digital pun terus ditingkatkan, salah satunya dengan menerapkan Massive Open Online Course melalui penyediaan Learning Management System (LMS) Edukasi Keuangan yang merupakan sistem pembelajaran dan pelatihan terintegrasi yang menjadi pusat penghubung untuk pembelajaran, pelatihan, dan manajemen pengetahuan dalam mempelajari materi literasi keuangan.
"Pengembangan LMS tersebut bertujuan untuk memudahkan kegiatan belajar dan pelatihan materi literasi keuangan, memperluas akses peserta terhadap sarana dan prasarana edukasi dalam rangka meningkatkan literasi keuangan, mempercepat proses pembelajaran terkait materi literasi keuangan serta memetakan tingkat pemahaman materi terkait literasi
keuangan," ujarnya.
LMS Edukasi Keuangan berisi kurikulum edukasi yang terbagi menjadi 3 tingkatan, yaitu Basic, Intermediate dan Advance dimana saat ini terdapat 10 modul yaitu Pengenalan OJK dan Waspada Investasi Ilegal, Perencanaan Keuangan, Perbankan, Pasar Modal, Asuransi, Lembaga
Pembiayaan, Dana Pensiun, Pergadaian, Digital Financial Literacy, dan Financial Technology Peer to Peer Lending.
Ia juga mengajak seluruh peserta untuk nantinya dapat menambah pengetahuan terkait literasi keuangan melalui platform pembelajaran mandiri Learning Management System Edukasi Keuangan OJK dengan mengakses situs website https://lmsku.ojk.go.id. Semoga pemanfaatan infrastruktur dan pelaksanaan kegiatan webinar edukasi keuangan dapat mengakselerasi peningkatan literasi keuangan masyarakat," ujarnya. (*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News