Apa itu OCD ? Ketahui OCD itu Penyakit Apa ! Termasuk Gejala OCD dan Penyebab OCD

Editor: Jimmi Abraham
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi gangguan penyakit OCD kini sedang ramai diperbincangkan.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Gangguan obsesif kompulsif atau obsessive compulsive disorder (OCD) adalah kondisi kesehatan mental umum untuk menggambarkan seseorang yang memiliki pikiran obsesif dan perilaku kompulsif.

OCD dapat menyerang siapa saja; pria, wanita, ataupun anak-anak. Seringkali, gejala OCD berawal sekitar pubertas. Namun, dimulai pada awal masa dewasa.

Memiliki OCD dapat cukup merepotkan dan berdampak pada keseharian secara signifikan.

Namun, pengobatan dapat membantu mengendalikannya.

Presiden Jokowi Cabut Larangan Ekspor Minyak Goreng Mulai 23 Mei ! Apakah Harga Minyak Goreng Turun?

Gejala

Gejala OCD dapat mencakup obsesi dan kompulsi, tapi mungkin juga seseorang hanya memiliki gejala obsesi atau kompulsi.

Seseorang dengan gejala ini mungkin tidak menyadari bahwa tingkat obsesi dan kompulsi yang dilakukannya berlebihan atau masuk akal.

Sikap obsesi dan kompulsi ini dapat menghabiskan banyak waktu hingga menggangu rutinitas keseharian.

Obsesi

Obsesi dalam OCD adalah pikiran, desakan, atau gambaran yang berulang terus-menerus dan tidak diinginkan yang mengganggu dan menyebabkan keresahan dan kecemasan.

Seseorang dengan gejala obsesi akan mencoba untuk mengabaikan atau menyingkirkan pikiran tersebut dengan perilaku atau "ritual" kompulsif.

Umumnya, obsesi akan mengganggu saat penderitanya sedang mencoba memikirkan atau melakukan hal lain.

Melansir Mayo Clinic, obsesi biasanya memiliki tema, seperti:

  • takut kontaminasi dan kotoran
  • meragukan diri sendiri atau orang lain dan kesulitan menoleransi ketidakpastian
  • Menginginkan hal di sekitarnya teratur dan simetris
  • pikiran agresif tentang kehilangan kendali dan melukai diri sendiri atau orang lain
  • pikiran yang tidak diinginkan, termasuk agresi, atau subjek seksual atau agama.

Asam Folat untuk Apa ? Ketahui Apa itu Asam Folat dan Manfaat Asam Folat untuk Kesehatan

Contoh tanda dan gejala obsesi meliputi:

  • takut terkontaminasi dengan menyentuh benda-benda yang telah disentuh orang lain
  • keraguan jika telah mengunci pintu atau mematikan kompor
  • stres intens saat objek tidak diletakkan sesuai arah atau pada tempat tertentu
  • keresahan saat membayangkan mengendarai mobil ke kerumunan orang
  • pikiran terkait meneriakkan kata-kata kotor atau bertindak tidak pantas di depan umum
  • gambaran seksual yang tidak menyenangkan
  • menghindari situasi yang dapat memicu obsesi, seperti menjabat tangan dengan orang lain.

• Apa Itu Henti Jantung? Kenali Gejala Awal Penyakit Jantung dan Serangan Jantung Mendadak

Kompulsi

Kompulsi pada OCD adalah perilaku berulang yang membuat seseorang merasa terdorong untuk melakukannya.

Tingkah ini dilakukan berdasarkan kecemasan terkait obsesi yang dirasakan.

Namun, kompulsi tidak membawa kesenangan dan hanya menawarkan bantuan sementara dari kecemasan yang timbul.

Sama seperti obsesi, kompulsi memiliki tema, seperti:

  • mencuci dan membersihkan
  • memeriksa ulang segala sesuatu beberapa kali
  • menghitung ulang segala sesuatu beberapa kali
  • tertib dan tegas
  • mengikuti rutinitas dengan ketat
  • menuntut kepastian dari orang lain.

• Apa itu Vernix Caseosa yang Terjadi pada Bayi Baru Lahir ? Ketahui Manfaat & Penyebab Vernix Caseosa

Contoh tanda dan gejala kompulsi meliputi:

  • mencuci tangan hingga kulit terasa bersisik
  • memeriksa pintu beberapa kali untuk memastikannya sudah terkunci
  • memeriksa kompor beberapa kali memastikannya mati
  • menghitung dalam pola tertentu
  • diam-diam mengucapkan doa, kata, atau frasa
  • mengatur barang dalam letak tertentu.

• Apa itu Alopecia Areata ? Ketahui Jenis dan Gejala Alopecia Areata , Termasuk Cara Mencegahnya

Penyebab

Belum diketahui secara pasti penyebab OCD. Stres dapat memperburuk gejala yang timbul.

Selain itu, OCD umumnya lebih sering terjadi pada wanita ketimbang pria dan sering muncul pada remaja atau dewasa muda.

Faktor risiko OCD, meliputi:

  • orang tua, saudara kandung, atau anak dengan OCD
  • perbedaan fisik di bagian tertentu pada otak
  • depresi, kecemasan, atau tics
  • pengalaman dengan trauma
  • riwayat kekerasan fisik atau seksual sebagai seorang anak.

Seorang anak terkadang mengalami OCD setelah terserang infeksi streptokokus.

Kondisi ini merupakan gangguan neuropsikiatri autoimun pediatrik yang terkait dengan infeksi streptokokus atau PANDAS.

Apa itu Virus Hendra atau Virus HeV ? Bagaimana Cara Penularan Virus Hendra ?

Diagnosis

Orang dengan OCD umumnya enggan mencari bantuan karena merasa malu.

Jika Anda mengalami gejala OCD, tidak perlu malu untuk mendapatkan bantuan. OCD adalah kondisi kesehatan yang sama seperti kondisi lainnya.

Terdapat dua cara utama untuk mendapatkan bantuan:

  • rujuk diri kepada psikolog
  • temui dokter umum agar dapat dirujuk ke psikolog

Dengan penanganan, OCD dapat berangsur membaik gejalanya.

Apa itu Grooming ? Orang Tua Harus Waspada, Anak-anak Sering Menjadi Korban Grooming Karena Polos

Perawatan

Orang dengan OCD menerima pengobatan untuk memperbaiki kualitas hidup dan peningkatan fungsi.

Pilihan penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan obat-obatan atau terapi.

  • Psikoterapi. Terapi perilaku kognitif dapat membantu mengubah pola berpikir. Dokter akan menempatkan penderita dalam situasi yang dirancang untuk menciptakan kecemasan atau memicu kompulsi. Kemudian, diarahkan untuk mengurangi dan kemudian menghentikan pikiran atau tindakan OCD.
  • Relaksasi. Hal-hal sederhana seperti meditasi, yoga, dan pijat dapat membantu mengatasi gejala OCD yang memicu stres.
  • Pengobatan. Obat psikiatri tertentu dapat banyak orang mengendalikan obsesi dan kompulsi. Dibutuhkan sekitar 2 hingga 4 bulan untuk bekerja secara efektif.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "OCD"

(*)

Berita Terkini