Abbas akhirnya menyatakan keislamannya.
Namun sahabat Abbas merasa khawatir terhadap keluarganya yang berada di Makkah.
Sebagian kaum muslimin yang keluarganya di Makkah memendam kekhawatiran membayangkan kehancuran kota oleh rombongan
pasukan Rasulullah SAW.
Kemudian datang pula Abu Sofyan yang juga menyatakan keimannnya.
Sebelum kembali masuk ke Makkah, Abu Sufyan memeriksa tentara muslim yang sangat banyak.
Ia pun menceritakan kepada kaum kafir di Makkah.
Mendengar cerita Abu Sufyan ini, lenyaplah harapan kaum musyrikin Makkah untuk mengadakan perlawanan.
Namun Rasulullah SAW bersikap bijak.
Rasulullah SAW menyampaikan kepada para sahabatnya agar jangan khawatir terhadap keluaraganya yang berada di Makkah.
Rasulullah SAW menjamin bahwa pasukan yang besar ini bermaksud untuk menguasai kota Makkah secara damai.
Rasulullah mengetahui bahwa kaum kafir Makkah sudah lemah.
Karena itu, Rasulullah SAW hanya ingin menakut-nakuti mereka dengan kekuatan yang sangat besar dan tidak ingin memerangi dan membunuh kaum kafir Makkah.
Fathu Makkah adalah terbukanya kota Makkah, atau kemenangan Rasulullah SAW atas Kota Makkah.
Kota Makkah yang selama ini dikuasai oleh kafir Quraisy berhasil dikuasai oleh kaum muslimin.
Allah SWT memberikan pertolongan kepada Rasulullah SAW sehingga kota Makkah bisa dikuasai.
Peristiwa ini terjadi pada pada 10 Ramadhan 8 Hijriah (630 M).
Setelah mengadakan kemah, Rasulullah SAW bersiap-siap memasuki Kota Makkah.
Sesampainya di Dzu-Tuwa, Rasulullah Saw mengamati sekeliling dan tidak nampak sedikit pun tanda-tanda perlawanan dari kafir Quraiys Makkah.
Rasulullah SAW kemudian memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas terbukanya pintu Makkah tanpa perlawanan.
Namun Rasulullah SAW tetap waspada.
Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan pasukannya memasuki Kota Makkah dari empat arah.
Pasukan pertama dipimpin sahabat Zubair bin'l-'Awwam diperintahkan memasuki Makkah dari sebelah utara.
Pasukan kedua dipimpin sahabat Khalid bin' Walid memasuki Makkah dari arah bawah.
Pasukan ketiga dipimpin sahabat Sa'd bin 'Ubada memasuki Makkah dari sebelah barat.
Pasukan keempat dipimpin sahabat Abu 'Ubaida bin Jarrah memasuki Makkah dari bagian atas, dari kaki gunung Hind.
Rasulullah SAW kemudian berpesan agar jangan menumpahkan darah setetes pun kecuali sangat terpaksa.
Pasukan mulai measuki kota Makkah dan tidak ada perlawanan.
Rasulullah SAW memerintahkan pasukannya untuk menyampaikan pengumuman saat memasuki kota Makkah.
Karena itu bergemuruh suara dari masing-masing arah. Isi pengumuman tersebut adalah:
1.”Barangsiapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan, maka dia aman.
2. Barangsiapa ia masuk ke rumahnya sendiri dan menutup pintunya, maka dia aman.
3. Dan barang siapa yang masuk ke masjidil haram, maka dia aman”.
Masuknya pasukan muslim dari empat arah ini tidak mengalami hambatan.
Kaum kafir Makkah menuruti isi pengumuman tersebut.
Kecuali pasukan yang dipimpin Khalid bin Walid sedikit mengalami hambatan karena dihadang pasukan kafir Quraisy yang dipimpin Ikrimah bin Abu Jahal.
Namun rintangan kecil tersebut dapat dihalau.
Meski demikian, dengan sangat terpaksa untuk mempertahankan diri, terjadi peperangan kecil yang menyebabkan dua orang muslimin gugur syahid dan 22 kaum kafir meninggal dalam peristiwa penghadangan tersebut.
Ikrima bin abu Jahal pun melarikan diri.
Dari peristiwa fathu Makkah dapat dipetik pelajaran bahwa untuk menghancurkan kebatilan dan menegakkan kebenaran tidak mudah.
Memerlukan perjuangan yang sangat panjang dan melelahkan.
Kaum muslimin tidak hanya pangku tangan atau mengandalkan doa saja.
Mereka juga berjuang dengan gigih penuh pengorbanan, baik harta maupun nyawa.
Sumber: Buku SKI Kelas 5 MI