Keluasan ilmunya dapat dilihat dari buku-buku sumber yang yang dijadikan rujukan dalam menulis Naskah Primbon Bonang.
Naskah ini berisi ajaran tasawuf yang bersumber dari kitab-kitab klasik karangan ulama-ulama Sufi, seperti Imam Gazali, Abu Thalib Al-Makki, dan ulama-ulama lainnya.
Kemampuan Sunan Bonang sebagai dalang pertunjukan wayang, memberikannya kesempatan menyisipkan dakwah Islam melalui seni yang digemari penduduk pada zamannya.
Ia mencoba menyempurnakan susunan musik gamelan dan menambahkan irama-irama lagu.
Selain sebagai tokoh penyebar Islam, Sunan Bonang juga dikenal sebagai orang yang sangat pandai mencari sumber air di tempat-tempat sulit air.
Masyarakat mengenalnya tokoh yang punya banyak kelebihan.
Sementara “kesaktian” yang ditunjukkan Sunan Bonang sebenarnya adalah karamah yang diberikan Allah SWT hidup tidak menikah atau membujang hingga akhir hayatnya.
Sunan Bonang diperkirakan wafat tahun 1525 M, di makamkan di Tuban, sebelah barat alun-alun kota Tuban.
Peran Sunan Bonang dalam Mengembangkan Islam di Indonesia
Dalam melakukan dakwah Islam di daerah Jawa, Sunan Bonang punya peran penting dalam pengembangan syiar Islam, yaitu:
1. Mengembangkan dakwah Islam lewat seni dan budaya
Alat musik bonang selalu digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang.
Alat ini juga digunakan oleh aparat desa untuk mengumpulkan warga jika ada informasi yang disampaiakan kepada masyarakat.
Kondisi masyarakat yang menyukai pertunjukan wayang dimanfaatkan Sunan Bonang untuk menarik simpati masyarakat memeluk Islam dengan memasukkan pesan-pesan dakwah Islam dalam pertunjukan.
Keahlian dan kemampuan Sunan Bonang memahami sastra jawa dan tampil sebagai dalang, turut berperan melakukan penyempurnaan dalam bertunjukan sebagai berikut: