TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Ketua Dewan Pendidikan Kota Singkawang, Helmi Fauzi menilai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas sebagai sebuah upaya Pemerintah untuk mengurangi dampak pandemi Covid-19 bagi sektor Pendidikan.
Akibat pandemi Covid-19 yang melanda di Indonesia, Helmi katakan, memaksa Pemerintah membuat kebijakan untuk belajar daring/online di sekolah-sekolah. Kebijakan tersebut memberi dampak positif serta dampak negatif.
Dampak positifnya, lanjut Helmi, siswa dapat terbiasa belajar dengan menggunakan teknologi dan internet seperti di negara luar, meskipun masih terdapat pula kendala seperti kemampuan siswa membeli barang elektronik untuk menunjang pembelajaran daring, jaringan internet dan listrik yang belum merata di seluruh daerah dan lainnya.
• Tiga Sekolah di Kota Singkawang Siap Gelar Pembelajaran Tatap Muka, Asmadi Berikan Penjelasan
Sedangkan dampak negatif dari pembelajaran daring, menurut Helmi, terbagi menjadi dua, yaitu dampak dari aspek kualitas pendidikan yang mengalami penurunan dan dampak terhadap pembentukan karakter siswa yang tidak maksimal.
"Pendidikan ini kan diperlukan face to face antara guru dan murid untuk memberikan pendalaman materi pelajaran. Kemudian juga guru harus memberikan nilai-nilai karakter ke siswa," terang Helmi kepada wartawan, Selasa 3 Agustus 2021.
Sehingga dengan digelarnya PTM Terbatas tersebut, Helmi berharap, dapat setidaknya mengurangi dampak akibat pandemi Covid-19 di bidang pendidikan.
"Saya sangat mendukung, silahkan dilaksanakan, lost generation akibat pandemi itu pasti terjadi, maka PTM Terbatas ini meminimalisir dampak itu," tukasnya. (*)
(Update Informasi Seputar Kota Singkawang)