TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - I'tikaf atau iktikaf menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya diam beberapa waktu di dalam masjid sebagai suatu ibadah dengan syarat-syarat tertentu (sambil menjauhkan pikiran dari keduniaan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan).
I’tikaf merupakan sunnah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah dengan sungguh-sunguh.
Banyak hadits-hadits yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sering melakukan i’tikaf sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.
Baca juga: Bolehkah Bekam Saat Sedang Berpuasa?
Bahkan menjelang wafatnya beliau, Rasulullah melakukan i’tikaf selama dua puluh hari terakhir Ramadhan .
Kemudian hal itupun diikuti oleh para istri nabi saw setelah beliau wafat.
Dari Aisyah ra:
“Rasulullah melakukan i’tikaf setiap bulan Ramadhan selama sepuluh hari, maka ketika di tahun menjelang wafatnya, Rasulullah beri’tikaf dua puluh hari. Dan istri-istrinya beri’tikaf setelah itu.”( HR. Bukhori dan Muslim).
Baca juga: Cara Mendapatkan Malam Lailatul Qadar bagi Wanita Haid di 10 Hari Terakhir Ramadhan
Hal senada juga disampaikan oleh Ibnu Umar, ra berkata:
“Rasulullah melakukan i’tikaf sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan ” (HR. Bukhori dan Muslim).
Lantas, apa keutamaan melaksanakan i'tikaf?
Di antara keutamaan i’tikaf, selain ia merupakan sunnah yang dicontohkan baginda Rasulullah, sesungguhnya I’tikaf memiliki keutamaan yang sangat besar.
Pertama, menjauhkan diri dari neraka. Dari ibnu Abbas ra:
Baca juga: Kapan Malam Lailatul Qadar 2021? Simak Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar di 10 Hari Terakhir Ramadhan
“Barang siapa beri’tikaf satu hari karena mengharap keridhoan Allah, Allah akan menjadikan jarak antara dirinya dan api neraka sejauh tiga parit, setiap parit sejauh jarak timur dan barat” (HR. Thabrani, Baihaqi dan dishohihkan oleh Imam Hakim).
Kedua, dijanjikan surga. Imam Al-Khatib dan Ibnu Syahin meriwayatkan hadits dari Tsauban ra meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda:
“Barang siapa yang beri’tikaf antara Maghrib dan Isya di masjid, dengan tidak berbicara kecuali sholat dan membaca Al-Quran, maka Allah berhak membangunkan untuknya istana di surga."