TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Masyarakat muslim di Indonesia kembali menjalankan ibadah puasa di masa pandemi.
Sebelumnya, Kementerian Agama menerbitkan surat edaran No 03 Tahun 2021 yang berisikan Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1442 Hijriah di tengah pandemi Covid-19.
Namun dikatakan bahwa, edaran itu tak berlaku di daerah zona merah & oranye berdasarkan ketetapan Satgas Covid.
Kini, Kemenag kembali merilis panduan panduan ibadah Ramadhan & Idul Fitri 1442 H yang tertuang dalam SE No 04 Tahun 2021.
Baca juga: Hari Ini Puasa Ramadhan ke Berapa ? Cek Imsak 17 April 2021 di Jadwal Imsak 17 April 2021 Berikut
Dikutip dari kemenag.go.id, Kemenag menyampaikan bahwa, surat edaran ini bertujuan untuk memberikan panduan beribadah yang sejalan dengan protokol kesehatan, sekaligus untuk mencegah, mengurangi penyebaran dan melindungi masyarakat dari risiko Covid 19.
Dikutip dari Surat Edaran Nomor 04 Tahun 2021, berikut ini panduan ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 2021:
1. Umat Islam, kecuali bagi yang sakit atau atas alasan syari lainnya yang dapat dibenarkan, wajib menjalankan ibadah puasa Ramadan.
2. Sahur dan buka puasa dianjurkan dilakukan di rumah masing-masing bersama keluarga inti.
3. Kegiatan buka puasa bersama tetap dilaksanakan, harus mematuhi pembatasan jumlah kehadiran paling banyak 50 persen dari kapasitas ruangan dan menghindari kerumunan.
4. Pengurus masjid atau musala dapat menyelenggarakan kegiatan ibadah antara lain:
Baca juga: Niat Sholat Lailatul Qadar dan Tata Cara Sholat Lailatul Qadar ! Apa Tanda Malam Lailatul Qadar ?
- Salat fardu lima waktu, salat tarawih dan witir, tadarus Al-Quran, dan iktikaf dengan pembatasan jumlah kehadiran paling banyak 50% dari kapasitas masjid atau musala dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, menjaga jarak aman 1 meter antarjemaah, dan setiap jemaah membawa sajadah serta mukena masing-masing;
- Pengajian/Ceramah/Taushiyah/Kultum Ramadan dan Kuliah Subuh paling lama dengan durasi waktu 15 (lima belas) menit;
- Peringatan Nuzulul Quran di masjid/musala dilaksanakan dengan pembatasan jumlah audiens paling banyak 50% dari kapasitas ruangan dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat;
5. Pengurus dan pengelola masjid/musala sebagaimana angka 4 (empat) wajib menujuk petugas yang memastikan penerapan protokol kesehatan, melakukan disenfektan secara teratur, menyediakan sarana cuci tangan di pintu masuk masjid/mushala, menggunakan masker, menjaga jarak aman.
6. Kegiatan ibadah Ramadan di masjid/musala, seperti salat tarawih dan witir, tadarus Al-Quran, iktikaf dan Peringatan Nuzulul Quran TIDAK BOLEH dilaksanakan di daerah yang termasuk kategori zona merah (risiko tinggi) dan zona oranye (risiko sedang) penyebaran Covid-19 berdasarkan penetapan pemerintah daerah setempat.
Baca juga: Apakah Boleh Mandi Wajib Setelah Waktu Imsak ? Apa Hukum Mandi Junub Setelah Imsak ?