TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Diare merupakan masalah pencernaan yang biasa terjadi saat bulan Ramadhan.
Gangguan pencernaan ini terjadi karena seseorang tidak menerapkan pola makan yang baik ketika berbuka puasa maupun saat santap sahur.
Munculnya diare biasa ditandai dengan rasa mulas di perut dan buang air besar (BAB) secara terus menerus.
Baca juga: Cek Penerima BPUM BNI Bantuan PNM Mekaar Pakai KTP Login eform.bri.co.id/bpum atau eform.bni.co.id
Lantas, jika mengalami diare apakah sebaiknya tetap melanjutkan puasa atau tidak?
Dokter spesialis penyakit dalam RSUD Sawah Besar, Jakarta Pusat, dr Andi Khoemini Takdir, SpPD mengungkapkan, bahwa mereka yang mengalami diare sebaiknya tidak melanjutkan puasa.
"Selama masih diare, saran saya jangan dilanjut puasanya. Karena ada risiko dehidrasi," ujar Andi saat dihubungi Kompas.com.
Baca juga: HASIL FP 2 MotoGP Portugal 2021 Bagnaia Tercepat, Marquez dan Rossi Turun, Hasil FP3 & FP4 Hari Ini
Pemicu diare
Dikutip dari Kompas.com, (10 Mei 2020), ada beberapa faktor pemicu penyebab diare saat berpuasa, antara lain:
1. Makanan pedas
Makan makanan pedas saat buka puasa dapat memicu diare karena capsaicin dapat membuat usus besar tidak dapat menyerap air secara maksimal.
Hal ini pun akhirnya membuat feses menjadi cair dan terjadilah diare.
2. Makanan berminyak
Konsumsi makanan berminyak saat buka puasa dan sahur, apalagi dalam jumlah banyak dapat memicu datangnya diare.
Sebab, makanan yang mengandung lemak tidak bisa dicerna dengan mudah dan dapat menyebabkan masalah lambung.
Baca juga: Doa Hari Kelima Ramadhan 1442 H, Doa Ramadhan Setiap Hari Untuk Semua Permintaan
3. Minuman mengandung kafein