Ramadan 2021

Apa Itu Arwah Jamak, Padusan, Mohibadaa, Meugan, Dandangan dan Malamang Tradisi Unik Sambut Ramadhan

Editor: Marlen Sitinjak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mohibadaa atau masker wajah dengan bahan rempah tradisional menjadi pilihan para gadis selama bulan Ramadhan di Gorontalo.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Umat Muslim dunia memasuki Bulan Suci Ramadhan 1442 H.

Sejumlah negara dengan mayoritas masyarakat beragama Islam, Ramadhan disambut dengan suka cita di penjuru Tanah Air.

Ada berbagai macam cara unik untuk mengekspresikannya.

Bahkan sebagian sudah menjadi tradidi yang dilakukan secara turun temurun.

Sebut saja mohibadaa yang dilakukan masyarakat Gorontalo.

Jelang Ramadhan mereka membalurkan rempah-rempah tradisional ke seluruh tubuhnya.

Sementara di Kendal, masyarakat biasanya menyambut bulan suci Ramadhan dengan makan telur ikan mimi atau pari.

Baca juga: DOA NIAT Sholat Tarawih dan Witir Lengkap Bacaan Doa Kamilin Setelah Sholat Tarawih dan Witir

Yuk disimak 7 tradisi unik lainnya yang ada di Tanah Air jelang bulan suci Ramadhan:

1. Padusan

Padusan adalah satu di antara tradisi masyarakat Jawa jelang Ramadhan.

Padusan berasal dari kata adus atau mandi yang artinya membersihkan diri sehari sebelum puasa.

Padusan biasanyanya dilakukan oleh masyarakat yang memiliki sumber mata air alami atau umbul seperti yang dilakukan oleh masyarakat Klaten dan Boyolali.

Namun untuk tahun 2021, tradisi padusan di Boyolali ditiadakan karena berpotensi menimbulkan kerumunan.

Meskipun tradisi Padusan ditiadakan, tempat wisata air, seperti Umbul Pengging dan Tlatar tetap buka pukul 09.00-16.00 WIB.

Namun, pengelola wajib menaati aturan yang berlaku, seperti melakukan pembatasan pengunjung sekaligus meniadakan event yang berpotensi mendatangkan kerumunan massa.

Tak hanya di Jawa Tengah. Tradisi padusan pernah ada di Kali Ciliwung era 70-an.

Menurut sejarawan, penulis, sekaligus pendiri penerbitan Komunitas Bambu, JJ Rizal mengatakan, saat itu Kali Ciliwung digunakan warga Jakarta untuk menggelar tradisi padusan jelang bulan Ramadhan.

Namun tradisi tesebut ditinggalkan karena semakin menurunnya kualitas air Kali Ciliwung.

“Jadi mereka turun ke kali (Ciliwung) untuk mandi terus keramas merang. Dulu merang bikinan sendiri, belum dijual shampo seperti sekarang ini. Air di Kali Ciliwung waktu itu dianggap air yang membawa berkah. Jadi orang turun ke Ciliwung untuk mandi, bersuci,” ujar Rizal ketika dihubungi KompasTravel, Kamis 9 Mei 2019 silam.

Baca juga: 8 Resep Menu Sahur Mantap, Makanan yang Cocok untuk Sahur Agar Kuat Puasa Ramadhan 2021

2. Mohibadaa

Jelang Ramadhan, masyarakat Gorontalo memiliki tradisi Mohibadaa yakni membalurkan ramuan rempah-rempah tradisional sebagai baluran wajah (masker).

Sebenarnya tradisi ini dilakukan tak hanya jelang Ramadhan.

Namun saat jelang bulan puasa, tradisi ini menjadi istimewa.

Mohibadaa dilakukan untuk menjaga kondisi kulit karena biasanya saat puasa kulit terasa kering apalagi cuaca Gorontalo sangat panas.

Bahan yang digunakan adalah tepung beras, humopoto (kencur), bungale (bangle), alawahu (kunyit).

Disarankan menggunakan beras ketan agar hasil tepungnya halus. Biasanya paket rempah tradisional ini dijual di pasar tradisional.

“Nenek saya selalu menyiapkan ramuan ini sepanjang Ramadhan,” kata Siti Rohana Lakadjo, warga Kota Gorontalo.

Tak hanya aromanya yang harum sepanjang hari, kulit juga akan kencang sehat berseri, serta tidak kering dan mengurangi kerutan.

“Terasa kenyal sehat, tidak khawatir dengan ramuannya karena semua bahan tradisional dan alami,” tutur Asri Hudji.

3. Makan Telur Mimi

Masyarakat Kaliwungu, Kendal memiliki tradisi tukuder dan telur mimi jelang Ramadhan. Tukuder artiya adalah tuku (membeli) makanan jelang Ramadhan.

Tradisi ini sudah ada sejak zaman nenek moyang. Selain tukuder ada juga tradisi makan telur mimi.

Mimi adalah binatang laut mirip ikan pari. Telur ukan mimi banyak dijajakan di alun-alun kota yang disulap menjadi pasar tiban atau pasar dadakan.

Warga Kaliwungu Kendal, Marissa (27), mengaku selalu memakan telur Mimi, pada malam puasa hari pertama.

Ia mempunyai keyakinan, telur Mimi ini, biasa dimakan oleh penyebar agama Islam.

“Saya melakukan apa yang telah dilakukan oleh pendahulu saya,” ujarnya.

Baca juga: Jadwal Sahur Besok Seluruh Indonesia, Lengkap dengan Jadwal Puasa Sebulan Penuh Ramadhan 2021

4. Dandangan

Dandangan adalah tradisi jelang puasa yang dilaksanakan oleh masyarakat Kudus, Jawa Tengah.

Dandangan adalah tradisi peninggalan Sunan Kudus sejak 450 tahun lalu.

Tradisi ini berawal dari kebiasaaan masyarakat berkumpul menunggu pengumuman datangnya bulan suci Ranadhan.

Adalah Jakfar Shodiq selaku pemimpin dan ulama Kudus yang kala itu mengumumkan datangnya awal Ramadhan.

Ia akan mengumumkannya di masjid dan Menara Kudu dengan tanda suara tabuhan beduk.

Nah, bunyi beduk yang menggema"dang dang dang" itulah yang kemudian akrab disebut dandangan.

5. Malamang

Warga Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) biasanya menggelar tradisi malamang atau membuat penganan lemang sebagai kebiasaan menyambut bulan Ramadhan.

Malamang dilakukan sepekan hingga sehari menjelang masuknya hari-hari besar atau bulan suci Ramadhan.

"Kami sudah memulai membuat lemang pada hari ini, sengaja lebih cepat agar habis dimakan dan tidak terbuang," kata Meli.

Ia menyebutkan lemang yang dimasak hari ini ada beberapa rasa.

"Lemang yang dibuat ada tiga rasa, yaitu rasa pisang, ketan, dan lemang galamai yang terbuat dari tepung beras," ujarnya.

6. Arwah Jamak di Demak

Arwah jamak adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Demak yang ada sejak masa Sunan Kalijaga.

Tradisi tersebut adalah pembacaan doa untuk orang tua atau pun sanak saudara serta leluhur yang sudah meninggal.

Doa akan dibacakan bersama-sama menjelang datangnya bulan Ramadhan maupun sepuluh hari terakhir pada malam ganjil puasa Ramadhan.

Warga yang ingin arwah leluhurnya didoakan secara berjamaah biasanya memberikan sedekah uang untuk tiap satu nama arwah.

Uang yang terkumpul digunakan untuk menyantuni anak yatim piatu.

Baca juga: Niat Mandi Puasa Ramadhan yang Benar dan Panduan Mandi Junub Bagi Laki-laki dan Perempuan

7. Meugang di Aceh

Jelang Ramadhan, masyarakat di Aceh akan ramai-ramai membeli daging sapi, lalu memasaknya, dan kemudian menyantapnya bersama-sama keluarga.

Tak jarang turut diundang pula tetangga, anak yatim, dan fakir miskin untuk bersama-sama menikmati hidangan.

Tradisi unik ini bernama meugang. Tokoh masyarakat Aceh, Ali Hasjmy mengatakan, tradisi ini dimulia sejak Kerajaan Aceh Darussalam.

Ia mengatakan di hari jelang Ramadhan, raja memerintahkan kepada Balai Fakir, badan yang menangani fakir miskin dan duafa, untuk membagikan daging, pakaian, dan beras kepada masyarakat tersebut.

Sementara itu Iskandar dalam Perayaan Mameugang dalam Perspektif Hukum Islam, menyampaikan bahwa perayaan meugang dilaksanakan oleh Sultan Iskandar Muda sebagai wujud syukur raja serta untuk menyambut Ramadhan.

Kala itu, raja memerintahkan untuk memotong lembu atau kerbau. Daging-dagingnya kemudian dibagikan kepada rakyat. (*)

Update informasi seputar puasa di Ramadhan 1442H/2021.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Desy Kristi Yanti, Rosyid A Azhar, Ari Widodo, Puthut Dwi Putranto Nugroho, Slamet Priyatin | Editor : Anggara Wikan PrasetyaWahyu Adityo Prodjo, Reni Susanti, Aprillia Ika, Reza Kurnia Darmawan

Berita Terkini