Ribuan Batang Cabai di Sambas Terendam Banjir, Terancam Tak Bisa Panen

Editor: Jamadin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ribuan Batang Cabai terendam banjir di Sambas

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Tingginya curah hujan di Kabupaten Sambas membuat sejumlah wilayah terendam banjir.

Satu di antara wilayah yang terdampak adalah Desa Serunai, Kecamatan Salatiga. Di mana kebun-kebun petani terendam dengan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa.

Ribuan batang cabai sejumlah desa di Kabupaten Sambas terendam banjir bahkan diperkirakan gagal panen.

Satu di antaranya petani yang terdampak, adalah Zulaiman. Ia mengatakan hampir 4.000 batang tanaman cabai miliknya terendam banjir.

Terancam Gagal Panen, Empat Ribu Batang Cabai Terendam Banjir

"Lokasi lahan di tanam cabe sekitar 4.000an dan itu baru berapa kali di panen. Tapi sekarang di terendam banjir dan terancam tidak bisa panen," ujarnya, Selasa 9 Februari 2021.

Padahal, kata dia, baru saja membudidayakan tanaman cabe dan baru sekali panen. Namun sekarang sudah terancam gagal panen karena ketinggian air yang nyaris sama dengan ketinggian tanaman cabe miliknya.

"Ketinggiannya kurang lebih lutut orang dewasa. Arusnya tidak begitu deras, tapi kondisi ini tidak bagus bagi tanaman," ungkap Zulaiman.

Untuk diketahui, saat ini beberapa komoditas pertanian di pasar juga sedang mengalami kenaikan harga. Salah satunya adalah cabai, kata Zulaiman jika banyak kebun yang terendam banjir maka dia khawatir pasokan cabe ke pasaran akan tersendat.

"Kalau gagal panen tentu akan membuat pasokan tersendat. Dan harga dipastikan tidak stabil," tuturnya.

Sementara itu, Desa Sepantai, Kecamatan Sejangkung tak luput direndam banjir dengan ketinggian mencapai 176 centimeter.

Dua dusun di desa ini yaitu Dusun Satai dan Sepandak, juga terendam dan ini merupakan banjir kedua di awal tahun 2021.

Sekretaris Desa Sepantai, Turiyono mengungkapkan, banjir yang merendam Desa Sepantai menyebabkan masyarakat kembali tidak bisa beraktivitas di luar rumah.

Banjir Kembali Rendam Sejumlah Desa di Kabupaten Sambas

Kata dia, bukan hanya rumah warga, tapi kebun-kebun warga juga sudah terendam banjir.

"Banjir telah merendam pemukiman, jalan dan lahan perkebunan. Banjir disebabkan hujan deras yang mengguyur Desa Sepantai sejak beberapa hari terakhir," ujarnya.

Ketinggian air di wilayah Sepantai kata dia bervariasi mulai dari 95 cm hingga 176 cm untuk di luar rumah seperti di jalan dan pekarangan rumah warga.

"Sedangkan ketinggian air didalam rumah warga mulai 20 hingga 80 centimeter dan warga yang terdampak masih tetap bertahan dirumah mereka masing-masing," sebut Turiyono.

Lebih lanjut, diungkapkan Sekdes Sepantai, Turiyono, sebanyak 267 Kepala Keluarga (KK) atau 871 jiwa yang terdampak banjir tersebut.

"Semuanya masih bertahan di rumah mereka masing-masing. Dari jumlah tersebut sebanyak 81 KK atau 272 jiwa dari Dusun Sepandak. Kemudian 39 KK atau 131 jiwa merupakan warga Dusun Satai," ungkap Turiyono.

Beberapa pekan lalu, Desa Sepantai juga terendam banjir dengan waktu lebih dari sepekan. Saat itu banjir juga merendam ratusan rumah warga yang ada di Desa Sepantai.

Darurat Bencana
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sambas, Ferdinan Syolihin, meminta kepada Pemerintah Kabupaten Sambas untuk tanggap dalam menghadapi bencana dan paska bencana.

Dikatakannya, dia banjir yang merendam sejumlah kecamatan turut merendam lahan pertanian dan perkebunan, sehingga sudah tentu akan berdampak terhadap hasil produksi pertanian dan perkebunan di Kabupaten Sambas.

"Dalam hal ini kami meminta pemkab segera tanggap. Kalau masih terus banjir begini, segera bikin status tanggap darurat," ujarnya.

Politikus PDIP Kabupaten Sambas itu menuturkan, semua stakeholder yang ada di Sambas harus bersama-sama dan kompak dalam menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Sambas.

Kata dia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas kesehatan dan Dinas Pertanian dan ketahanan pangan Kabupaten Sambas harus bersama-sama dan segera turun memantau dampak dari banjir di Kabupaten Sambas.

“Dinas terkait segera turun melakukan pemantauan dan pendataan terhadap kerugian yang dialami oleh masyarakat. Sehingga dapat diketahui langkah yang akan diambil untuk membantu petani dan masyarakat yang terdampak banjir," tegas Ferdinan.

Saat ini, kata dia, kondisi air pasang dan hujan terus menerus, tentu harus segera diantisipasi. “Dinas Kesehatan segera turun untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga yang rentan kesehatannya akibat dampak dari banjir ini," pungkas Ferdinan.

Jalan Terputus

Badan jalan bukit leter S yang terletak di Dusun Tanjung, Desa Sanatab, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas nyaris putus.

Menurut tokoh pemuda Sajingan Besar, Abelnus, jalan tersebut merupakan urat nadi untuk seluruh masyarakat Sajingan Besar.

Dan tidak terkecuali juga bagi masyarakat Sambas dan pengusaha pada umumnya. Karenanya kata Abel, dia meminta agar segera bisa diperbaiki. "Sampai hari ini belum ada tanda-tanda perbaikan dari instansi terkait," ujarnya, Selasa 9 Februari 2021.

Ungkap Abel, selain sebagai urat nadi dan penggerak ekonomi masyarakat, jalan tersebut juga merupakan penghubung Kabupaten Sambas dengan wilayah perbatasan PLBN Aruk-Biawak dan Sarawak, Malaysia.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Ikatan Cendikiawan Dayak Nasional (ICDN) Kabupaten Sambas periode 2020-2025 ini menyebutkan, kondisi jalan tersebut sangat memprihatinkan.

“Padahal tahun 2020 lalu sudah pernah diperbaiki kontraktor, namun tidak ada perubahan dan sekarang kita semua mesti waspada pada saat melintasi bukit leter S," pinta Abel.

Ia berharap juga berharap agar instansi terkait segera memperbaiki jalan tersebut, sebelum memakan korban.

"Selain bukit leter S, sejumlah ruas jalan penghubung Sajingan Besar dan Temajok Paloh juga mengalami banjir dan putus akibat curah hujan yang tinggi," katanya. Untuk itu, dia berharap agar pemerintah pusat dan daerah bisa memperhatikan daerah perbatasan.

Berita Terkini