TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Rafiq Yusuf Al-Idrus suami dari Panca Widia Nursanti salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak, Sabtu 9 Januari 2021 sedang berada di Posko Antemortem Tim DVI di Bandara Supadio, Minggu 10 Januari 2021.
Panca Widia Nursanti merupakan salah satu guru Bidang Studi PKN di SMKN 3 Pontianak yang telah mengajar selama 14 tahun.
Sang suami saat ini sedang menunggu pengambilan test DNA pada anak tertua di dalam Posko Antemortem Tim DVI.
“Saat ini anak tertua saya sedang didalam untuk diambil DNA nya,” ucap Yusuf.
Baca juga: Apa Itu Black Box Pesawat yang Dicari KNKT Setelah Sriwijaya Air SJ182 Rute Jakarta-Pontianak Jatuh?
Yusuf menceritakan bahwa keberangkatan sang istri sudah dari dua minggu lalu untuk pergi berlibur ke Tegal menemui ibunya.
Lanjutnya menyampaikan bahwa rencana awalnya ingin liburan keluarga dan yang ingin berangkat istri bersama dengan 4 anaknya.
Namun karena diberlakukan banyak persyaratan seperti wajib PCR jalur udara, anak-anaknya memilih untuk tidak ikut dan yang pergi hanya istrinya sendiri.
“Rencana 4 anak saya mau ikut karena banyak aturan, jadi anak saya tidak mau ikut. Jadi ibu sendiri yang berangkat,” ujarnya kepada awak media, Minggu 10 Januari 2021.
Ia mengatakan saat kepulangan ke Pontianak sebenarnya sang istri sudah memesan tike kepulangan menggunakan maskapai Nam Air keberangkatan pukul 07.00 WIB.
Tapi karena ada kebijakan dan lain sebaginya dialihkan ke penerbangan Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 yang hilang kontak tersebut.
“Saya hilang kontak dengan istri sekitar pukul 14.05 WIB setelah masuk pesawat. Pesan terakhirnya tidak ada, tapi dia sempat cerita saat disana riang sekali karena sudah ketemu ibunya yang saat ini sudah berumur 86 tahun,” ujarnya.
Setelah itu dirinya mendapatkan kabar bahwa pesawat yang ditumpangi sang istri hilang kontak sekitar pukul 15.20 WIB dari berita di media sosial.
Ia mengatakan sebenarnya sang istri sudah sampi di Bandara pukul 04.00 subuh karena memang keberangkatan awal menggunakan pesawat Nam Air Pukul 07.00, namun tiket di alihkan ke pesawar Sriwijaya.
“Istri saya sempat mengatakan bahwa cuaca lagi tidak bagus dan saya bilang banyak solawat saja,” ujarnya.
Ia mengatakan sebelum pulang sang istri sudah membelikan sate kesukannya dan ingin makan bersama ketika sampai di Kota Pontianak.
Baca juga: Pesan Terakhir Korban Sriwijaya Air SJ182: Minta Dimakamkan di Kalimantan, Tak Pulang Lagi ke Bangka
“Dia bilang nanti sampai ke Pontianak makan sama-sama ya. Dia sudah bawa sate untuk saya,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa sosok sang istri dikenal sebagai guru yang sangat periang ketika di sekolah maupun dirumah.
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak mengalami kecelakaan pada Sabtu (09/1/2021) sore sekitar pukul 14.40 WIB.
Pesawat SJ 182 dari seri Boeing 737-500 itu dipastikan jatuh di perairan Kepulauan Seribu tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.
Menteri Perhubungan ( Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, ada tujuh anak-anak dan tiga bayi dalam pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak di Kepulauan Seribu, Sabtu 9 Januari 2021.
"Total penumpang 50 orang, bersama 12 kru yang terdiri dari 43 dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi," kata Budi Karya, seperti dilansir dari Kompas TV.
Budi Karya Sumadi, membeberkan, insiden tersebut bermula ketika pesawat tersebut take off dari bandara Soetta pada pukul 14.36 WIB.
“Pukul 14.37 WIB masih 1.700 kaki kontak diizinkan naik ke ketinggian 29.000 kaki, dengan mengikuti standar instrumen," ujar Budi.
Sekitar pukul 14.40 WIB, pesawat tersebut terlihat tidak mengarah ke tujuan seharusnya.
Pesawat tersebut terlihat mengarah ke Barat Daya.
“Oleh karenanya ditanya oleh ATC (air traffic control) untuk melaporkan arah pesawat. Tidak lama kemudian dalam hitungan second pesawat Sriwijaya SJ 182 hilang dari radar. Manajer operasi langsung berkoordinasi dengan Basarnas, bandara tujuan, instansi terkait,” kata Budi.
Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak telah diketahui.
"Titiknya (jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182) sudah (diketahui). Teman-teman sudah di titik tempat jatuhnya di sana," kata Soerjanto dalam konferensi di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu malam.
Soerjanto mengungkapkan, KNKT akan melakukan survei kondisi perairan di sekitar jatuhnya pesawat Sriwijaya Air pada Minggu.
"Besok (hari ini) kami baru melakukan survei kondisi seperti apa di lokasi kejadian, baru kita akan menurunkan peralatan-peralatan apa saja yang cocok untuk melakukan underwater recovery-nya," ujar dia.
Baca juga: Live Update Berita Terbaru Pencarian Sriwijaya Air SJ182 Jakarta-Pontianak Jatuh di Kepulauan Seribu
Panglima Koarmada I TNI AL Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid mengatakan, TNI AL akan melakukan pencarian pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.
Hasil analisis cuaca dari pihak TNI AL di Perairan Kepulauan Seribu menunjukkan ombak berkisar di atas satu meter.
“Sementara ombak antara 1-1,5 meter,” kata Rasyid kepada wartawan di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Sabtu (9/1/2021) malam.
Menurut dia, ombak setinggi hingga 1,5 meter merupakan kondisi sedang.
Pihak TNI akan memaksimalkan pencarian pesawat Sriwijaya Air.
“Cuaca bukan menjadi hambatan buat kita,” ujar Rasyid.
Sebelumnya, sepuluh Kapal Republik Indonesia (KRI) untuk pencarian pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak.
Empat dari 10 KRI sudah menuju ke lokasi diduga pesawat Sriwijaya Air jatuh di Perairan Kepulauan Seribu.
“Untuk sementara KRI yang kita siapkan di darat saja ini ada 10,” ujar Rasyid.
Menurut Rasyid, satu KRI yaitu Kurau 856 sudah di sekitar lokasi.
Ia mengatakan, anggota TNI AL sudah melakukan pencarian.
“Tentunya sudah berkoordinasi dengan seluruh stakeholder di wilayah perairan dan lokasi kejadian,” ujar Rasyid.
Ia mengatakan, seluruh anggota TNI AL akan melakukan pencarian secara maksimal. Komando pencarian, lanjut Rasyid, akan dilakukan di bawah Basarnas.(*)