Bahkan di Pahauman sendiri menjadi sarana “miniatur” keindonesiaan karena di sini masyarakatnya sangat plural, tokoh yang berasal dari guru pendatang menjadi tokoh yang membumi dan membaur di tempat ini dan sungguh menyadari bahwa keanekaragaman adalah anugerah bagi Bangsa Indonesia.
Sosialisasi kali ini juga menghadirkan pembicara lokal Sabinus Matius Melano.
Dalam paparannya, Melano mengatakan kearifan Lokal, local wisdom/ local genius/ local knowledge/ kecerdasan local (agama, kepercayaan dan budaya/adat istiadat) di masyarakat Indonesia di nusantara telah berproses dalam kehidupan turun temurun hingga munculnya nilai-nilai luhur nusantara, dan kemudian diformulasikan menjadi Pancasila.
“Nilai norma itu ada di setiap etnis dan budaya yang beraneka beratus-ratus, beribu-ribu suku, diantaranya yaitu ; gotong royong,musyawarah mufakat, keadilan atas sesama dan seluruh ciptaan (mahluk dan alam), ramah tamah dan kekeluargaan, menghargai perbedaan, dan percaya kepada Sang Pencipta,” kata mantan Presidium PMKRI Cabang Santo Thomas More Pontianak 1986 silam ini.
Memang, Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia telah dapat diterima sebagai filsafat dan dasar Negara oleh seluruh rakyat Indonesia, karena: Pancasila bukan sesuatu nilai, norma atau sesuatu yang baru dari luar diri bangsa Indonesia, ia sudah ada dan tetap tinggal ada dalam jiwa dan pola hidup sehari-hari.
Adanya kesadaran dalam seluruh rakyat Indonesia akan keberadaan diri bangsanya yang dalam satu kesatuan hidup berbangsa dan bernegara, dengan geopolitik yang terpencar pencar antara pulau-pulau, beribu ribu, dengan berbagai suku bangsa, etnis, kepercayaan, yang berbeda-beda.
Adanya rasa persatuan sebangsa dan setanah air ini perlu dipertahankan, bahkan ditingkatkan keyakinan dan penghayatannya.
Adanya rasa bangga dan percaya diri karena memiliki ciri dan sifat kepribadian bangsa, atau identitas keberadaan bangsa yang unik dan membedakannya dari bangsa bangsa lain di dunia.
Kearifan lokal sebagai nilai-nilai luhur yang mempersatukan, yang ada pada seluruh etnis Masyarakat Adat di Nusantara, diyakini, dijalankan dan dilestarikan dan yang sama senilai dalam seluruh kearifan masyarakat Indonesia. (*)