Namun peserta juga berkembang berasal dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh adat se-Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak Kalimantan Barat Senin (7/9/2020) bertempat di aula Kecamatan Sengah Temila, Pahauman.
Dalam pengantarnya, Maria Goreti menyampaikan bahwa dirinya sekadar mengingatkan kembali suatu nila/value yang sudah mendarah daging bagi generasi lampau namun harus didengungkan terus di masa kini.
“Sebenarnya kalau melihat data tadi, semoga tidak berlebihan bila saya katakan bahwa Indonesia dalam kondisi darurat ancaman ideologi Bangsa”.
Bersyukur kepada tugas yang melekat kepada dirinya sebagai anggota DPD RI sekaligus menjadi anggota Badan Sosialisasi MPR RI tugas membumikan Pancasila menjadi mutlak dan tidak bisa ditawar tawar lagi.
Sebagaimana kita ketahui amandemen UUD 1945 tahun 2001, Sistem Ketatanegaraan Indonesia menganut sistem dua kamar.
Yakni DPR RI dan DPD RI yang apabila bersidang bersama atau bila kedua lembaganya digabungkan maka dinamakan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
MPR inilah yang kini mengemban amanat memasyarakatkan Pancasila di Tanah Air.
“Berdasarkan fungsinya tersebut, MPR RI terus berupaya memperkokoh dan mewujudkan misinya sebagai “Rumah Kebangsaan, pengawal Ideologi Pancasila dan kedaulatan rakyat” lanjut Maria Goreti.
Sisi lain
Di hadapan peserta sosialisasi yang kebanyakan adalah pegawai kecamatan, tokoh perempuan, tokoh pemuda, tokoh masyarakat serta tokoh adat setempat.
Suasana menjadi semakin penuh “emosi” ketika salah seorang pendidik senior, yaitu Suradiwiyana atau masyarakat memanggilnya dengan Pak Suro, mengatakan “Saya dan rekan-rekan guru yang lain sangat merasa bangga, bahagia bahwa ada beberapa anak didik kami yang sekarang menjadi teladan masyarakat,"
"Kami bangga dan merasa berhasil mendampingi dan membentuk kalian putera-puteri kami,"
"Ada yang sudah bertugas di DPR RI juga di DPD RI seperti Maria Goreti di DPD RI,"
"Dan sebagaian besar yang hadir di sini juga pernah belajar di SMP Katolik Berbantuan Pahauman di Kecamatan Sengah Temila," Ujar guru asal Berbah, Yogyakarta ini.
Suradiwiyana juga mengatakan bahwa para mantan muridnya kini sudah menjadi “agen-agen” pembumian praksis hidup nilai-nilai Pancasila.