Banyak contoh yang bisa diambil, salah satunya yaitu.
“Suatu ketika ada perempuan yang tertangkap berzinah, dibawa ke hadapan Yesus,"
"Dan menurut aturan setempat wanita ini harus dihukum mati. Namun Yesus mengatakan; siapa yang tidak bersalah dan tidak pernah berbuat dosa hendaklah ia melemparkan batu pertama kalinya.
"Dan satu-satu pun mundur dari yang tua sampai yang muda. Cara Yesus mengatakan saya pun tidak akan melempar batu kepada kamu, tapi pergilah dan jangan berdosa lagi," tuturnya.
Mgr. Agustinus Agus juga mengajak untuk merenungkan perumpama itu karena, kadang dalam masyarakat penguasa hukum tidak digunakan untuk kepentingan banyak orang.
“Kadang-kadang dalam hidup kita, kita memakai hukum bukan untuk kepentingan orang banyak, bukan untuk keadilan orang tapi untuk rezeki kita sendiri, kantong sendiri, kelompok sendiri dan sebagainya,” ujarnya.
Sebagai ketua Direksi baru ia mengatakan bahwa situasi saat ini merupakan situasi yang tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan secara normal, dan karena itu ia berhadap semua tim untuk bisa sama-sama bergandengan tangan dan bekerja dengan motto yang sudah dipilih dan diperbaharui.
Sebagai ketua direksi yang baru, dr. Nurtanti Indriyani, MPH juga menyampaikan informasi aktivitas-aktivitas selama pandemi covid19.
Baik dari kinerja maupun keadaan kunjungan pasien.
“Patut disyukur dengan situasi ini, Rumah Sakit Santo Vincentius tidak melakukan rasionalisasi seperti mem-PHK karyawan atau merumahkan karyawan, sebab untuk saat ini kita belum sampai pada tahap SDM yang dikurangi,” katanya (05/09/2020).
Ia juga mengatakan bahwa untuk bekerja dirumah sakit itu diibaratkan sebuah kapal yang harus berlayar ditengah ombak, dan ia juga tidak tahu sampai kapan Pandemi Covid19 akan berakhir. Mungkin sampai akhir tahun, mungkin tahun depan atau mungkin saja sampai vaksin covid19 telah ditemukan.
“Istilahnya, kita harus bersiap dengan hal yang terburuk, dan berharap dengan hal yang terbaik,” katanya.
Ia berharap kedepannya, manajemen baru untuk periode ini harus beradaptasi dan berinovasi dengan tema covid19, karena ini tidak bisa dihindari. Salah satunya dengan cara mempercepat transformasi digital.
“Artinya penguatan dibidan IT, salah satunya kita mengurangi kontak dengan kontak dengan pasien atau pengunjung dengan harapan mengurangi kontak dengan pasien untuk mencegah penularan covid19,” tutur dr.Nurtanti.
Kedepannya ia juga berharap dapat mengembangkan teknologi kedokteran yang harapannya dapat digunakan dalam pelayanan kepada pasien.