Berjalannya waktu ketika pandemi Covid-19 mulai membaik dan aktivitas masyarakat sudah berjalan dengan beradaptasi pada kondisi kenormalan baru, konsep ini tetap dipertahankan.
• Tips & Kiat Hadapi Tantangan Usaha Era New Normal dari Pengusaha Kuliner Vito Setiady Wirawan
Rama juga mulai melibatkan para penjual yang bisa mendatangi langsung calon pembeli. Seperti menawarkan ke kantor-kantor pemerintahan, swasta dan instansi lainnya.
"Karena yang malas atau mager tinggal kami antar," ucapnya.
Dengan cara tersebut penjualan berangsur meningkat.
Puncaknya menurut Rama terjadi di momen hari raya Idulfitri. Permintaan terhadap Kerupuk Mager meningkat tajam.
Meski produksi rumahan yang dijalankan di Kota Singkawang ini hanya melibatkan sekitar enam orang pekerja, kapasitasnya sudah mampu membuat 10.000 ribu bungkus per bulan.
Saat ini Kerupuk Mager mulai dikenal luas. Jaringan distribusinya se-Provinsi Kalimantan Barat sudah mencapai sekitar 30-an.
Mulai dari Kabupaten Sambas, Kota Singkawang, Kota Pontianak, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Sanggau di Entikong dan beberapa daerah lain.
Sementara untuk luar Kalbar Kerupuk Mager sudah bisa dijumpai di Bogor dan Jogja.
Hanya saja untuk yang di Pulau Jawa kapasitasnya belum begitu banyak. Bahkan Rama mengatakan jika tidak ada pandemi, Kerupuk Mager sudah ingin masuk ke pasar Sarawak, Malaysia.
"Tapi belum bisa (ke Sarawak) karena pandemi border masih ditutup," terangnya.
Bagi sahabat yang tertarik dengan olahan kerupuk pangsit dengan lima varian rasa ini bisa langsung ikuti instagramnya di @kerupuk_mager.official atau khusus Kota Pontianak di @kerupuk_mager.ptk, selain tentang produk di sana juga bisa didapatkan informasi peluang menarik untuk menjadi reseller.