TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Apakah boleh melaksanakan Sholat Tahajud jika kita belum tidur?
Sholat Tahajud merupakan Sholat Sunnah yang dikerjakan pada malam hari setelah tidur, walaupun tidurnya hanya sebentar.
Hal ini sesuai dengan makna yang terkandung dalam kata "tahajjud", yaitu "bangun dari tidur".
Jadi syarat untuk melaksanakanshalat tahajud adalah "telah tidur sebelumnya", walau sebentar.
Hukum Sholat Tahajud adalah sunnat mu'akkad, yaitu sangat dianjurkan, sebab menurut hadits nabi, sholat yang paling utama dikerjakan setelah sholat fardhu adalah Shalat Tahajud.
Jumlah rakaat Sholat Tahajud minimal 2 rakaat, dan maksimal tidak terbatas. Jadi Sholat Tahajud boleh dikerjakan berapa saja, sekuatnya.
Rasulullah saw pernah mengerjakan Sholat Tahajud sebanyak 10 rakaat ditambah 1 rakaat sunat witir, 8 rakaat ditambah 1 rakaat sunat witir, dan 8 rakaat ditambah 3 rakaat sunat witir.
Jadi dalam melaksanakan Sholat Tahajud sebaiknya ditambah dengan shalat sunat witir.
Sholat Tahajud ini hendaknya dikerjakan 2 rakaat 2 rakaat (2 rakaat salam).
Sedangkan Sholat sunat Witirnya, jika dikerjakan lebih dari satu rakaat, misalnya 3 rakaat, boleh dikerjakan sekaligus dengan satu salam, boleh pula dikerjakan 2 rakaat dahulu, kemudian 1 rakaat sisanya.
Adapun waktu pelaksanaan Sholat Tahajud adalah setelah bangun dari tidur dan setelah shalat isya, baik di awal malam (sepertiga malam pertama antara waktu Isya dan pukul 22.00 WIB),
tengah malam (sepertiga malam kedua, antara pukul 22.00 dan pukul 01.0.0 WIB), maupun akhir malam (sepertiga malam yang terakhir, antara pukul 01.00 dan menjelang subuh).
Sepertiga malam yang terakhir inilah waktu yang paling utama untuk melaksanakan Sholat Tahajud.
Karena menurut hadits nabi, pada waktu itu rahmat Allah turun, sehingga barang siapa berdoa akan dikabulkan, barang siapa meminta akan diberikah, dan barang siapa memohon ampun akan diampuni oleh Allah.
Cara pelaksanaan Sholat Tahajud sama dengan cara pelaksanaan shalat fardhu, baik gerakan maupun bacaannya.