Human Interest Story

Dibangunkan Pondok Lebih Layak oleh Warga, Kakek Johar Hanya Ungkap Keinginan yang Sederhana Ini

Penulis: Agus Pujianto
Editor: Zulkifli
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Dusun Sungai Labi, Desa Mertiguna, kecamatan Sintang gotong royong membangun pondok layak huni untuk Johar. Kurang dari satu hari, tempat tinggal Johar sudah selesai dikerjakan. Kini, Johar tidak lagi tinggal di gubuk nyaris roboh.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Kekhawatiran Acmadin kini sedikit berkurang. Kakek Johar, tak lagi tinggal di bawah atap seng berlapis plastik di gubuk reot nyaris rubuh di Rt 10/RW 04, Dusun Sungai Labi, Desa Mertiguna, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang.

Gubuk reot yang nyaris rata dengan tanah yang ditempati Johar beberapa bulan terakhir tersebut, kini sudah dirobohkan.

Diganti dengan gubuk yang lebih layak huni.

Warga setempat, membangunnya secara gotong royong.

Kurang dari satu hari, pondok berukuran 3x4 sudah tegak berdiri.

Lengkap dengan pintu dan jendela serta atap seng yang masih mengkilat.

Sebelumnya, pondok yang ditempatinya sangat tidak layak.

Hampir 70 persen struktur bangunan sudah roboh.

Sebagian besar pondasi hingga atapnya sudah rata dengan tanah. Hanya tersisa separuh dinding papan yang masih tegak berdiri menopang seng yang rubuh.

Update Covid-19 di Kayong Utara Hari Ini Minggu 5 Juli 2020

Personel Polsek Ledo Bengkayang Pastikan Rumah Ibadah Terapkan Protokol Kesehatan

Bangunannya hanya tersisa sepersekian meter.

Hanya cukup untuk Johar berbaring menyelonjorkan kaki.

Di bawah atap seng yang miring itu lah, Johar menginstirahatkan tubuhnya dalam gelap gulita tanpa penerangan di tengah kebun karet.

 Johar tidur tanpa alas. Tempat tidurnya hanya beralaskan papan rapuh dan seng karatan.

Di gubuk yang nyaris roboh itu, tidak ada perabotan apapun.

Hanya sehelai kain sarung usang. Tas milik warga Lubuk Antu, Malaysia dan karung berisi alat penangkap ikan.

 Tidak ada perabotan untuk memasak.

Hanya kaleng bekas susu karatan yang digunakannya untuk menanak nasi menggunakan kayu bakar.

Satu teplon untuk memasak Mi instan.

Tempat tinggal Johar itu kini sudah dirobohkan dan didirikan pondok baru oleh warga, supaya Johar bisa tidur aman dan nyaman dari terpaan hujan, maupun binatang.

Cegah Tahanan Kabur, Ini yang Dilakukan Kapolsek Singkawang Tengah

 Pondok baru Johar dibangun di lokasi yang sama.

Dibuat sederhana. Material bangunan hasil dari bantuan warga sekitar dan Camat Sintang, Siti Musrikah.

Oleh pemilik lahan dan kebun karet, mengizinkan warga mendirikan bangunan di lokasi tersebut.

Pemilik kebun juga mengizinkan Johar menoreh getah. Sesuai dengan keinginannya sedari awal.

 “Dari awal Pak Johar cuma pengen tinggal di sini dan noreh getah.

Dia tidak mau dibuatkan rumah yang lebih layak. Yang penting kata dia, ndak kena hujan,” kata Achmadin, Minggu (5/7).

Lebih dari 20 orang warga Dusun Sungai Labi gotong royong mendirikan pondok layak huni untuk Johar.

Achmadin merasa bersyukur, banyak warga dan masyarakat membantu Johar dengan memberikan beberapa sumbangan sembako, hingga pakaian layak.

“Kita tidak memandang Pak Johar itu siapa, orang mana dan agamanya apa yang penting saya tolong dulu itu prinsip saya.

Alhamdulillah, setelah diekspos, banyak orang tahu keadaan beliau, dan juga keluarga beliau,” katanya.

Johar sebenarnya bukan warga setempat, melainkan warga Tebidah, Kecamatan Kayan Hulu.

Namun, beberapa bulan terakhir dia ingin tinggal di gubuk reot tersebut sekaligus menoreh karet.

Keberadaanya baru diketahui oleh warga sekitar beberapa pekan terakhir.

ASN Kembali Masuk Kerja, Sekda Sintang Harap Pelayanan Kepada Masyarakat Kembali Normal

Dewi, adik Johar mengaku baru tahu jika saudaranya tersebut tinggal di gubuk tak layak huni.

Dia baru mengetahui kondisi tersebut setelah muncul beberapa foto yang terekspose di media.

“Kami taunya lokasi dia tinggal. Tapi kami tidak tahu kalau kondisinya seperti itu,” katanya.

Sebenarnya kata Dewi, ada rumah kosong peninggalan orangtua di Sintang.

Tapi, Johar menolak menempati rumah tersebut.

“Setiap sore Johar ke rumah, di Sengkuang,” ungkapnya.

Umi, warga setempat yang pertama kali menemukan keberadaan Johar merasa bersyukur banyak orang peduli dan membantu Johar.

“Saya bersyukur ada orang yang peduli dengan orang yang sangat memerlukan itu memang salah satu harapan dari saya, karena kalau kita biarkan orang seperti ini, Pak Johar ini kan manusia.

Kita harus memanusiakan manusia meski beliau bukan warga RT 10, tetapi karena Pak Johar tinggal di wilayah kita, maka tanggungjawab kami,” katanya. 

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Berita Terkini