5 Hal Seputar Infeksi Virus Corona Tanpa Gejala, Ada Pasien Covid-19 dengan Paru-paru Tampak Normal

TRIBUNPONTIANAK.COID - VIRUS Corona yang merebak dan menjadi teror global lantaran menjadi pandemi dalam tempo penyebaran yang hanya butuh waktu sinkat menjadikan virus yang diidentifikasikan sebagai SARS-CoV-2 ini kian mengkhawatirkan. 

Baru-baru ini, sejumlah temuan mengejutkan seputar virus penyebab ganggaun kesehatan Covid-19 itu menyeruak ke permukaan. 

Satu di antaranya yakni adanya penderita positif Corona yang tidak mengalami gejala ataupun tanda-tanda awal terinfeksi viru yang pertama kali diketahui muncul di Wuhan, China itu. 

• TAK SANGKA, Tenaga Medis Beberkan Kuku Seperti Ini Bisa Bikin Virus Corona Masuk Dalam Tubuh

Ya, sejauh ini memang beragam penelitian telah para ilmuan di dunia lakukan untuk menggali semua informasi tentang virus corona.

Objek kajiannya pun beragam, dari sumber, sifat, cara penyebaran, gejala, hingga vaksin virus corona jenis baru penyebab Covid-19. 

Salah satu faktor yang memengaruhi kecepatan penyebaran virus corona adalah banyak pasien yang tak menunjukkan gejala.

Sehingga, mereka tak sadar jika telah membawa virus mematikan tersebut.

Berikut sejumlah hal yang perlu Anda ketahui soal infeksi virus corona tanpa gejala: 

Risiko Transmisi 

Sejauh ini, infeksi virus corona tanpa gejala telah ditemukan di banyak negara.

Terbaru, sejumlah atlet dunia yang dinyatakan positif Covid-19 mengakui hal itu. 

Para ahli masih mencoba untuk mencari tahu, sejauh mana orang-orang yang terinfeksi dalam kategori ini berkontribusi dalam penyebaran virus corona. 

SCMP melaporkan, sepertiga dari pasien positif virus corona di China baru menunjukkan gejala setelah terkonfirmasi positif. Sebelumnya, mereka tidak merasakan gejala sama sekali. 

• Jangan Anggap Remeh, Berikut 5 Gejala Ringan Kamu Terpapar Virus Corona COVID-19

Kasus asimptomik atau tanpa gejala ditemukan di antara orang-orang yang telah melakukan kontak dekat dengan pasien positif, klaster, dan melalui pelacakan kontak.

Beberapa ahli memperingatkan, pasien tanpa gejala bisa membuat rute transmisi baru setelah penguncian kota dicabut.