Virus Corona Masuk Kalbar

BREAKING NEWS - PDP Virus Corona di Kalbar Bertambah, Total 33 Orang, 12 Keluar, 18 Tunggu Hasil

Penulis: Anggita Putri
Editor: Muhammad Firdaus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, Harrison.

BREAKING NEWS - PDP Virus Corona di Kalbar Bertambah, Total 33 Orang, 12 Keluar, 18 Tunggu Hasil

PONTIANAK - Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Kalimantan Barat, Harisson mengatakan, sampai saat ini RSUD Rujukan Covid-19 di Kalbar total telah merawat 33 Pasien Dalam pengawasan (PDP) Covid-19.

Dari 33 PDP tersebut, masih ada 20 PDP yang masih dirawat di ruang Isolasi di RSUD Kalbar.

Sedangkan, 12 PDP sudah keluar, dan 18 PDP masih menunggul hasil, serta 1 PDP meninggal dunia dan masih menunggu hasil.

Harrison mengatakan, saat ini di Kalbar masih dirawat sebanyak 20 PDP Covid-19. Pasien tersebut tersebar di beberapa Rumah Sakit di Kalbar.

Di antaranya, di RSUD dr Soedarso Pontianak sebanyak lima orang, RSUD Abdul Aziz Singkawang enam orang, RSUD Pemangkat satu orang, dan RSUD Sambas dua orang.

UPDATE Data PDP dan ODP Terkini Minggu (22/3); 12 PDP Keluar dari Isolasi, ODP Melonjak Drastis

Kemudian, RSUD Ade M Djoen Sintang dua orang, RS Kartika Husada satu orang, RSUD Melawi satu orang, RS Mitra Medika satu orang, dan di RSUD Dr Agoesdjam Ketapang satu orang.

Ia menambahkan, hingga saat ini pasien terkonfirmasi positif Covid-19 baru dua orang yang diumumkan, beberapa waktu lalu.

Satu pasien di rawat di RSUD dr Soedarso dan RSUD Abdul Aziz Singkawang. Hingga saat ini kondisi pasien tersebut hingga saat ini menunjukkan kondisi membaik.

"Jadi kondisi pasien yang sudah dinyatakan positif covid-19 hingga saat ini keadannya sudah bagus dan sehat ," ujarnya, Minggu (22/3/2020).

ODP dan PDP Corona di Kalbar Bertambah, Midji Umumkan Penundaan Ujian dan Perpanjang Libur Sekolah 

Tambah 3 PDP

Dari 20 PDP di Kalbar, Harrison mengatakan ada penambahan tiga pasien baru lagi yang masuk dalam kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.

Tiga pasien PDP Covid-19 tersebut, dua diantaranya di rawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abul Aziz Singkawang dan satu orang PDP, di Ketapang.

Dua pasien PDP Covid-19 yang di rawat di RSUD Abdul Aziz Singkawang, satu di antaranya adalah anak perempuan berusia 13 tahun yang beralamat di Kota Singkawang.

Anak tersebut adalah siswa di daerah Cipayung.

Ia menambahkan, kemudian pada 20 Maret dibawa kembali ke Kota Singkawang. Sampai di Kota Singkawang pasien tersebut dibawa ke rumah sakit.

Hingga saat ini, pasien tersebut masih diisolasi pihak rumah sakit Singkawang

Dikatakannya, karena ayah dari pasien tersebut berkontak erat maka di masukkan dalam PDP. Bapak ini berusia 46 tahun dan kini masuk dalam kategori PDP Covid-19.

Selanjutnya, satu orang PDP Covid-19 di Kabupaten Ketapang. Seorang pria dengan umur 50 tahun.

Riwayat perjalanan pada 26 hingga 29 Februari pasien tersebut sempat menghadiri sebuah acara di Bogor.

"Pada saat acara di Bogor itu, pasien tersebut berkontak erat dengan orang yang pada akhirnya terkonfirmasi Covid-19," katanya.

BNPB Perpanjang Darurat Bencana Virus Corona Indonesia, Pemerintah Kaji Larangan Mudik Lebaran 2020

Setelah kembali ke Kalimantan Barat pasien tersebut sempat ke Kabupaten Sanggau baru kemudian kembali ke Kabupaten Ketapang.

Sampai di Kabupaten Ketapang pasien tersebut demam, batuk dan ada pneumonia. Sehingga pasien tersebut dinyatakan PDP Covid-19.

"Sehingga untuk hari ini ada bertambah tiga orang PDP Covid-19," tambahnya.

Ia mengatakan, kemarin ada satu pasien dengan kategori PDP meninggal dunia dan belum tentu Covid-19 dan hasilnya belum ada.

Sementara, ada lagi sebelumnya satu orang pasien masuk kategori PDP namun hasilnya negatif .

Setelah dinyatakan negatif, pasien dibawa keluar dari ruang Isolasi dan didiagnosis dokter TBC selaput otak dan meninggal dunia.

Namun, Diskes Kalbar tidak memasukan datanya dalam PDP yang meninggal karena penyakit yang didiagnosis, TBC selaput otak.

“Kejadian ini akhir Februari seorang laki-laki umur sekitar 50-an dan sudah dinyatakan negatif dan dia sudah keluar dari ruang Isolasi".

"Sebelumnya masuk dalam kategori PDP karena ada demam, batuk dan sesak nafas tapi ternyata TBC ,” ujarnya.

APD Langka di Inggris & Spanyol, Petugas Medis Pakai Kantong Sampah untuk Baju Pelindung dari Corona

Harrison menyampaikan, isolasi yang dilakukan pada prinsipnya adalah memisahkan pasein tersebut agar tidak bertemu orang lain. Agar tidak menularkan penyakitnya kepada banyak orang.

Interaksi hanya bisa dilakukan kepada petugas medis yang merawat.

Pada ruang isolasi tersebut satu pasien ditempatkan pada satu ruangan. Sehingga tidak beramai-ramai dalam satu ruangan.

"Petugas medis yang merawat harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap, sehingga memperkecil kemungkinan tertular," katanya.

Dirinya menyampaikan terkait kebijakan pengadaan obat-obatan Covid-19 menjadi kewenangan pemerintah pusat.

Pengamat Ekonomi Kalbar Nilai Pemerintah Bisa Berikan Keringanan Pajak Hotel dan Restoran

Namun seluruh daerah di Indonesia akan bagi. Obat tersebut diperuntukkan agar bisa menekan gejala Covid-19.

Selanjutnya terkait Rapid Tess saat ini tengah dipesan oleh pemerintah pusat.

Diharapkan bisa datang dalam waktu dekat dan akan dibagi. Sehingga bisa memudahkan screening terhadap PDP maupun ODP.

"Sudah ada protokol dari Kementerian Kesehatan, untuk Rapid Tess penggunanya dan tanggung jawabnya ada di dinas kesehatan kabupaten kota," pungkasnya. (**)

Berita Terkini