Gubernur Sutarmidji Desak Bubarkan Sosek Malindo, Ancam Laporkan Kementerian ke Presiden Jokowi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Kalbar, Sutarmidji, Kepala DJKN, Kepala PLBN Aruk saat meninjau PLBN Aruk, Senin (10/2/2020).

Diharapkan di tahun 2021 sudah bisa difungsikan.

Namun di sebelah masih terkendala terkait loding area itu yang harus difikirkan bersama.

“Saya selaku pengelola PLBN berharap di sekitaran zona netral yang nantinya akan menjadi bongkar muat barang yang kita ekpor ada kawasan tersendiri yang bisa difungsikan sebagai marketing area ,” jelasnya.

Tapi marketing area bukan hanya sebagai pintu atau ruang sebagai publikasi dan promosi namun bisa difungsikan sebagai ruang untuk transaksi dan ruang bongkar muat jadi lebih komprehensif.

“Itu harapan saya sebelum pihak Biawak Malaysia membangun dry port sesuai harapan ataupun yang sudah kita buat di Indonesia."

"Jadi pekerjaan perdagangan di situ. Itu wadahnya adalah Sosek Malindo,” jelasnya.

Kalau untuk PLBN menjadi kawasan industri sesungguhnya memang begitu karena memang begitu rancangan pengembagan PLBN.

Sekarang potensi yang ada di Kabupaten Sambas barang yang diekspor full dari Sambas.

Pelaku usaha yang ada ekportir adalah orang Sambas asli.

Dua modal ini harusnya bisa dimanfaatkan dan dikembangkan jangan hanya bahan baku yang diekspor harus ada produk turunan dan sudah bicara investasi.

“Kita harus menarik investor tentu bicara marketing. Di sinilah peran Pemda mempromosikan daerahnya apa yang menjadi potensi di daerah tersebut. Faktanya memang pemda belum maksimal dalam hal ini,” ujarnya.

Diungkapkan Purwanto, ekspor sudah berjalan dan regulasi sudah resmi.

Mau sekilo dua kilo ekspor pun tidak apa.

Namun barang-barang yang dilarang tentu saja tak boleh, sedangkan komiditi umum tentu saja boleh.

“Hari ini ada barang yang diekspor ada buah naga 1.4 ton, jeruk 300 kg, petai 300 kg, ubi jalar 200 kg, talas 100 kg, kelapa 19 ribu kg, pisang 2.000 kg, bawang merah 400 kg. Total devisa 72,4 juta,” ujarnya.

Sedangkan untuk perikanan ada ubur-ubur 4.6 ton dengan nilai devisa Rp 74 juta.

Sehingga total devisa Rp 149 juta dari sektor perikanan dan pertanian.

“Kita sudah pertemukan pembeli dengan pengekpor di sini. Jadi artinya komunikasi sudah baik dan tinggal jalan saja."

"Tinggal pekerjaan rumah sekarang tinggal pengembangan dari ekspor baik jenis maupun volume. Kalau bisa jadi turunan lagi,” jelasnya.

Sementara itu Rektor Universitas Tanjungpura Prof Garuda Wiko memastikan kesiapan Untan dalam membantu mengembangkan PLBN Aruk.

Ia berterimakasih kepada Gubernur Kalbar yang telah menyertakan Untan dalam proses Rakor hingga kedepannya nanti.

“Jadi Gubernur Kalbar meminta Untan untuk melakukan penelitian untuk mendukung program yang dilaksanakan oleh Pemprov dan banyak yang bisa dilakukan dari aspek research mengenai pemberdayaan masyaraka upgriding upskill masyarakat, mengenai lahan yang cocok ditanam komoditi apa,” jelasnya.

“Ke depan selain melibatkan dosen, Untan juga memulai KKN Tematik mahasiswa dan lain sebagainya untuk mendukung program Gubernur Kalbar,” lanjutnya. (ang)

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak 

Berita Terkini