Ustadz Abdul Somad berbagi perjalanan hidupnya dari mulai kuliah S1 di Al Azhar dan S2 Darul Hadits Maroko.
Menurut Ustadz Abdul Somad, setelah dua ijazah itu ditenteng, dirinya pulang kampung beberapa tahun lalu.
Menurut UAS, setelah menyelesaikan S2 di Maroko, dirinya menetap satu bulan di kampung, lalu merantau ke Jakarta.
Saat merantau di Jakarta, UAS bekerja menerjemahkan buku.
"Buku yang dari Arab tu dibawa ke penerbit. Assalamualaikum Pak, saya mau menerjemah buku. Mungkin ada yang bisa dibantu," kata UAS menyampaikan pengalamannya waktu itu, saat Pembekalan Mahasiswa Baru Sudan, belum lama ini.
Ustadz Abdul Somad mengatakan, saat itu beberapa orang yang ditemuinya sangat sombong. Bahkan ada beberapa yang menolak.
"Kami sudah punya tim profesional katanya," cerita UAS.
Baca: Berbekal Ijazah S1 Al Azhar S2 Daarul Hadits Maroko, Ustadz Abdul Somad Lemas Saat Lamaran Ditolak
Baca: Ustadz Abdul Somad Mengaku Cemburu dan Dengki Dengan Dua Orang Ini, Orangnya Tak Sesuai Dibayangkan
Ustadz Abdul Somad mengatakan, saat itu upah menerjemahkan buku Rp 9 ribu untuk satu halaman.
Dalam sehari, dirinya bisa menerjemahkan 10 halaman.
"200 halaman kadang buku itu, dapatlah satu juta delapan ratus ribu," katanya.
Uang itulah yang digunakan UAS untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dirinya menegaskan tak mau bergantung kepada orangtua.
"Apalagi pada mertua, ndak," katanya.
Setahun kemudian ada tes. UAS ikut memasukkan lamaran.
Tes seleksi berkas ijazah, Ustadz Abdul Somad lulus, karena nilainya tinggi.