Kegiatan ini juga disambut positif oleh Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban, Syafiq A Mughni, yang turut hadir dalam acara tersebut.
Syafiq menekankan bahwa pelaksanaan kegiatan ini menyangkut hajat hidup manusia, tidak hanya yang hidup di Indonesia melainkan juga masyarakat internasional karena sama-sama merasakan masalah yang dialami umat manusia sekarang.
“Oleh karena itulah, dunia pendidikan dianggap sangat strategis untuk membangun kehidupan yang positif. Mungkin awalnya anak didik tidak paham mengenai radikalisme dan ekstrimisme ketika membaca tentang hal tersebut tetapi yang penting adalah bagaimana mereka memiliki resiliensi. Mereka mempunyai daya tahan untuk menangkal pikiran-pikiran dan pengaruh yang tidak positif khususnya melalui dunia maya,” terang Syafiq.
Sementara itu Direktur Arigatou International, Maria Lucia, berharap agar Indonesia sebagai negara dengan keberagaman tinggi, mampu menjadi contoh dan pelopor LTLT bagi negara-negara di sekitarnya, terlebih lagi dasar negara Indonesia yakni Pancasila sejalan dengan program LTLT.
“Dengan adanya program ini diharapkan terciptanya empati, rasa hormat, tanggung jawab dan rekonsiliasi pada anak-anak Indonesia,” ujar Maria.
Dilanjutkan Maria, program ini telah dikembangkan selama 4 tahun dalam kerangka kerja sama internasional.
Konten ini dapat dimodifikasi sesuai dengan nilai dan karakter masyarakat di negara setempat yang menjalankannya.
Baca: Kemendikbud Dorong Hasil UN Jadi Landasan Perbaikan Pembelajaran
Baca: Kemendikbud Beri Siswa dan Guru Angket Ujian Nasional, Ini Tujuannya
Program ini juga melengkapi dan memperkuat kurikulum setempat, seperti yang ada di Indonesia yaitu program Pengembangan Pendidikan Karakter.
“Kita harapkan di tahun-tahun mendatang akan semakin banyak guru yang mendapat pelatihan serupa dan guru-guru yang sudah mendapat pelatihan ini akan menduplikasikannya kepada sesama guru dan para anak didik mereka,” pungkasnya.
Learning to Live Together (LTLT) fokus pada _interfaith ethics education_ (etika pendidikan antaragama) di mana program ini memfasilitasi modul pembelajaran yang menggunakan teknik pengajar antarbudaya dan antaragama untuk para guru.
Tujuan utama lokakarya ini adalah untuk memperkuat pendidikan karakter dan moral peserta didik dengan harapan agar guru dapat menjadi pendidik dan fasilitator yang mampu mendorong murid-muridnya untuk membangun budaya damai dengan memberikan nilai-nilai etika seperti sikap saling menghargai, sikap empati, dan tanggung jawab dan menghindari konflik dan kekerasan yang kerap terjadi di sekolah.
Dengan mengikuti lokakarya ini, diharapkan agar para peserta dapat memperoleh teknik pembelajaran yang mengajarkan peserta didik untuk hidup harmonis dan menghargai perbedaan, teknik pembelajaran untuk pemecahan konflik, serta pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan yang kreatif dan menyenangkan