Kemendikbud Beri Siswa dan Guru Angket Ujian Nasional, Ini Tujuannya

Hasil angket tersebut memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang aspek kognitif yang menjadi determinan capaian UN.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
Suasana penyampaian hasil UN di Jakarta 

Kemendikbud Beri Siswa dan Guru Angket Ujian Nasional, Ini Tujuannya

JAKARTA -Pada UN 2019, Kemendikbud memberikan angket yang diisi oleh siswa, guru, maupun kepala sekolah. Sebanyak 682.603 siswa dari 14.796 sekolah (33% dari populasi sekolah UNBK) sebagai responden angket UN di jenjang SMP/MTs.

Hasil angket tersebut memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang aspek kognitif yang menjadi determinan capaian UN. Pengisian angket dilakukan secara sukarela di hari terakhir UN.

Dijelaskan Totok, angket hasil UN ini dapat dijadikan landasan pembuatan kebijakan, khususnya oleh pemerintah daerah.

Baca: Nanti Malam, Hujan Lokal Diprediksi Guyur Kayong Utara dan Ketapang

Baca: Cuaca di Kabupaten Sintang Pagi Ini Terpantau Mendung

“Kita memberikan rekomendasinya, nanti yang mengeksekusi kabupaten/kota/provinsi. Sudah saatnya kebijakan berdasarkan evidence, bukan selera,” terang Kepala Balitbang.

“Tahun depan kita lengkapi, mudah-mudahan lebih komprehensif. Sehingga suara siswa lebih terdengar oleh kita,” tambah Totok, Jakarta, (28/5/2019).

Pada angket UN 2019 siswa diminta menjawab latar belakang pendidikan ayah, ibu, serta kuantitas kepemilikan barang di rumah.

Terdapat 24,3% dari total responden angket UN yang capaian UN-nya tinggi berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi lemah.

Mereka merupakan siswa berdaya juang atau memiliki ketahanmalangan, yakni siswa dengan pendidikan ayah atau ibu maksimal lulusan SMP, serta hanya memiliki 4 jenis barang dengan kuantitas hanya satu per jenisnya ternyata mampu mencapai nilai UN lebih dari 55.

Salah satu hasil angket yang cukup menggembirakan adalah temuan bahwa kesadaran siswa untuk bergotong royong sangat baik.

"Kesadaran untuk saling berbagi dan bekerja sama di lingkungan sekolah cukup baik. Seperti kesediaan untuk berbagi makanan, belajar bersama, bekerja sama dalam kegiatan sekolah, dan lain-lain," kata Totok.

Kemudian, angket juga menunjukkan bahwa cukup banyak siswa mengetahui potensi dirinya. "Maka menjadi tanggung jawab orang tua, pendidik, serta masyarakat untuk memberikan jalur pengembangan potensi di beragam aspek," pesan Totok.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved