Mahasiswa KKL IAIN Pontianak di Natuna Sampaikan Tausiyah Pengajian PKK
Citizen Reporter
Ega Wahyu
Mahasiswa IAIN Pontianak
PONTIANAK - Sudah menjadi rahasia umum bahwa suatu organisasi pemerintahan diberbagai tingkat, mulai dari yang tertinggi hingga tingkat desa, memiliki program penggerak dan pemberdayaan masyarakat, atau yang lebih dikenal dengan sebutan PKK.
Program yang terdiri dari ibu-ibu ini memiliki banyak macam kegiatan yang dapat menunjang keterampilan, kekuatan pangan maupun pendidikan. Salah satu kegiatan yang sering dilaksanakan adalah pengajian ibu-ibu PKK.
Pada Jum'at (26/7) ibu-ibu PKK Desa Limau Manis, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kabupaten Natuna mengadakan pengajian. Namun, pengajian kali ini terlihat berbeda dari sebelumnya.
Mahasiswa IAIN Pontianak yang sedang melaksanakan program pengabdian atau KKL di Desa Limau Manis ini pun diberikan kesempatan untuk menyampaikan tausiyah agama.
Rendi Wandera selaku ketua kelompok tampil lebih dulu memberikan ceramah.
Baca: Sederet Kegiatan KKL Kelompok 3 IAIN Pontianak di Mempawah
Baca: Kelompok 63 dan 64 KKL IAIN Pontianak Gotong Royong Bersama Aparat Desa di Kabupaten Natuna
Mahasiswa yang juga berasal dari Kabupaten Natuna ini menyampaikan materi tentang qurban.
"Hikmah qurban sangat banyak. Namun untuk waktu yang singkat, dapat kita cermati dua hal. Yang pertama, adalah hablumminallah, yakni meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Yang kedua, hablumminannas, yakni meningkatkan semangat silaturahmi dan sedekah sesama manusia." tutur pria yang mengenakan baju putih bercelana hitam.
Diakhir ceramah, Rendi menutupnya dengan sebuah pantun.
Kalau ada sumur di ladang
Boleh kita menumpang mandi
Kalau sudah tidak ada sumur di ladang
Terserah mau mandi ke mana
Hadirin pun tertawa mendengar pantun yang diplesetkan penceramah berkepala dua tersebut.
Baca: Mahasiswa IAIN Pontianak KKL di Natuna, Kedatangannya Disambut Meriah
Baca: Mahasiswa KKL IAIN Pontianak, Ajarkan Silat Pada Anak Teluk Pakedai
"Intinya, jika ada kata yang salah dan tidak berkenan, mohon dimaafkan." tutup Rendi.
Akhir acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Rendi Wandera. Setelah selesai, mahasiswi yang turut hadir mempersiapkan jamuan yang telah dibawa oleh ibu-ibu PKK.
Acara benar-benar diakhiri oleh makan kue bersama yang lebih dikenal dengan sebutan tambol. (*/oni)