Mahasiswa KKL IAIN Pontianak, Ajarkan Silat Pada Anak Teluk Pakedai
Silat merupakan olahraga ketangkasan menyerang dan membela diri, baik menggunakan senjata atau tidak. Olahraga ini sendiri
Citizen Reporter
Mahasiswa IAIN Pontianak
Juharis
Mahasiswa KKL IAIN Pontianak, Ajarkan Silat Pada Anak Teluk Pakedai
PONTIANAK - Silat merupakan olahraga ketangkasan menyerang dan membela diri, baik menggunakan senjata atau tidak. Olahraga ini sendiri sudah sangat familiar di Indonesia.
Untuk meningkatkan budaya silat terutama di daerah desa, mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) IAIN Pontianak mengadakan latihan silat pada anak-anak di Desa Sungai Deras, Teluk Pakedai, Kubu Raya.
Muhammad Farhan Maulana selaku pelatih dalam hal ini merasa senang dan ringan hati mengajari anak-anak desa. Anak-anak penuh semangat mengikuti pelatihan.
Baca: BREAKING NEWS - Seorang Anak Disabilitas Penghuni PLAT Meninggal Dunia, Diduga Akibat Penganiayaan
Baca: Terlibat Perkelahian Penghuni PLAT Kota Pontianak Meninggal, Tidak Ada Bukti Sebagai ABH
Baca: Pejabat Kecamatan Pengkadan Giat Kerja Bakti, Ini Tujuannya
Berlatih silat dilakukan setiap sore selama masa KKL berlangsung, sekitar belasan anak yang aktif mengikuti. Pada dasarnya silat sangat bermanfaat bagi yang menekuninya, terutama untuk anak-anak.
Masa perkembangan dan pertumbuhan masa anak-anak menuju remaja perlu dibentengi dengan kegiatan positif semacam silat.
Apabila dipandang secara kasatmata, olahraga silat identik dengan aktivitas otot dari yang ringan hingga berat.
Aktivitas inilah yang berpotensi menyehatkan jasmani seseorang. Seorang anak akan terlatih motoriknya sehingga kuat dan cekatan.
Pencak silat juga melatih mental dan spiritual. Biasanya dalam olahraga ini anak akan ditantang bertarung.
Pelaksanaan silat mesti terjadwal, jadwal inilah yang menunjang jiwa kepatuhan bahkan loyalitas seorang pesilat. Sedangakan menurut Farhan sendiri, silat ialah olahraga yang paling halus dan sebagai bekal untuk membela diri.
"Silat itu olahraga yang paling halus. Kalau kita dipukul orang sekali, kita tidak membalas, dua kali tidak juga membalas, kalau sudah tiga kali barulah diberi peringatan, jika masih saja dipukulnya ya kita lawan." tuturnya.
Menurut Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam (BKI) ini juga bahwa inti sebenarnya dari silat adalah mengajarkan rendah hati pada sesama.
Belajar menghilangkan kesombongan dalam diri. Jika punya pengetahuan silat yang luas, bukan berarti seenaknya saja berbuat dan mengajak orang berkelahi.
"Jika udah pandai silat, kita tidak boleh sombong. Kita harus tawaduk dengan orang lain. Mana boleh main-main ngajak orang kelahi." pungkasnya.