"Tidak masalah kalau disuruh pindah, tapi saya minta semuanya juga harus pindah, kalau cuma saya sendiri bearti tidak adil," ucapnya.
Sobirin mendukung apa yang di canangkan oleh pemerintah daerah, namun ia berpendapat jika memang harus menertibkan para PKL di Sebukit Rama di bulan ramadan menurutnya itu kurang tepat.
"Bulan ramadan inikan tahunan, tidak setiap hari, seharusnya pemerintah daerah memikirkan dampak kepada PKL dadakan yang berjualan ini, meski sudah disiapkan lokasinya untuk berjualan, karena PKL dadakan ini ramai akhirnya membludak," ungkapnya.
Lain lagi dengan Mahriyeh (36) penjual sayur di Sebukit Rama, ia mengaku sudah memiliki lapak di lantai dua, namun memilih turun kebawah dengan alasan daganga lebih cepat habis.
"Saya ada lapak di atas, karena yang lain pada turun saya turun juga, lagian di bawah sini lebih cepat habis, pembeli kebanyakan dibawah, jarang mau naik ke atas, paling langganan saja yang mau naik di atas," ujarnya.
Mahriyeh tak masalah jika harus kembali ke atas, tapi ia meminta supaya semua PKL yang ada ditertibkan secara merata, dan semua pedagang sayur yang ada di bawah kompak berjualan di lapak masing-masing. (Yak)