Anda dapat mempertanyakan kebijakan anti-bullying mereka, yang seharusnya dimiliki setiap sekolah.
Kebijakan anti-bullying akan membantu Anda untuk meninjau bagaimana sekolah berencana untuk mencegah dan mengatasi bullying.
Studi ini dilakukan oleh sejumlah peneliti dari University of Warwick dan bekerja sama dengan Duke Medical Centre, di Inggris.
Penelitian ini diliput secara luas oleh media.
Namun, hasil yang mengatakan bahwa anak korban bullying berisiko lima kali lipat menderita masalah kegugupan (anxiety disorder) dibanding dengan anak korban aniaya orang dewasa dinilai menyesatkan.
Hasil ini juga digunakan di berbagai artikel berita dan rilis media, tetapi angka ini hanya menunjukkan populasi di Amerika Serikat.
Hasil penelitian dari Inggris, yang melibatkan lebih dari tiga kali jumlah anak, hampir tidak sesignifikan ini.
Ini adalah studi kelompok yang mengamati efek jangka panjang dari segi kesehatan mental akibat bullying pada masa sekolah dan dibandingkan dengan efek kekerasan pada anak yang dilakukan oleh orang dewasa.
Peneliti melaporkan bahwa kasus penganiayaan anak, seperti penelantaran, kekerasan fisik dan seksual, adalah masalah yang menjadi perhatian masyarakat luas.
Ini telah terbukti meningkatkan risiko gangguan mental, penyalahgunaan obat-obatan, dan usaha bunuh diri.
Bullying, baik secara verbal maupun fisik, yang dilakukan oleh teman sebaya lain juga merupakan masalah global.
Dilaporkan 1:3 anak di 38 negara adalah korban bullying.
Hal ini juga dapat memiliki efek buruk yang sama di masa dewasa.
Peneliti bertujuan untuk mencari tahu apakah gangguan mental adalah hasil dari kombinasi bullying dan kekerasan pada anak, atau apakah bullying memiliki efek lain terhadap anak.
Studi ini didasarkan pada dua kelompok subyek penelitian besar secara berkelanjutan.