Terjebak di Dalam Sumur Bor Selama 48 Jam, Bayi 1,5 Tahun Akhirnya Berhasil Diselamatkan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Seorang bayi berusia 1,5 tahun berhasil diselamatkan setelah sempat terjebak di dalam sebuah sumur bor selama sekitar 48 jam, Jumat (22/3/2019).
Bocah bernama Nadim itu terjadi ke dalam sumur bor sedalam 18 meter saat bermain di dekat rumahnya di desa Balsamand, distrik Hisar, negara bagian Haryana, India, pada Rabu (20/3/2019).
"Anak itu telah dapat dikeluarkan dari dalam sumur setelah operasi penyelamatan besar-besaran. Anak itu tampak dalam keadaan aman dan sudah dibawa menggunakan ambulans ke rumah sakit," kata Wakil Pengawas Polisi Hisar, Joginder Singh, dikutip NDTV.
Baca: Satgas TNI Manunggal Membangun Desa Bersama Warga di Sanggau Gelar Nonton Bareng Film Perjuangan
Baca: Jadwal Rising Star Indonesia Senin 25 Maret, Ini Daftar Kontestan di Super 7 RSI, Live RCTI!
Baca: SSR Tuberkulosis Care Aisyiyah Sanggau Lakukan Grebek TB di Dusun Balai Nanga
Operasi penyelamatan berlangsung hingga hampir 48 jam untuk menyelamatkan anak itu yang terjatuh ke dalam sumur pada Rabu malam.
Menggunakan kamera dengan penglihatan malam, gerakan dan kondisi anak itu dipantau dari luar sumur. Tim ahli dari Pasukan Tanggap Bencana Nasional (NDRF) bersama dengan Angkatan Darat dikerahkan untuk membantu operasi penyelamatan yang dilakukan otoritas sipil dan kepolisian.
Upaya penyelamatan diawali dengan penggalian menggunakan alat berat untuk menggali sumur paralel sekitar enam meter dari lubang sumur bor, dilanjutkan dengan membuat terowongan ke titik bayi itu terjebak.
Setelah dapat mencapai dekat dengan titik anak itu terjebak, penggalian dilakukan secara manual demi memastikan tidak ada tanah yang jatuh di atas bayi itu.
Selama proses penggalian, tabung oksigen diturunkan untuk membantu bayi itu bernapas. Selain itu jus dan biskuit juga dikirimkan untuk bayi itu.
Nadim dilaporkan terjatuh ke dalam lubang sumur bor saat hendak memetik buah bersama beberapa temannya. Sang ayah yang bekerja sebagai buruh segera melapor kepada kepolisian setelah mengetahui putranya terperosok ke dalam lubang sumur.
Wakil Komisaris Polisi Distrik Hisar, Ashok Kumar Meena, menegaskan ada sanksi hukum kepada warga yang menggali lubang sumur tanpa izin dari departemen terkait.
Selain itu, survei akan dilakukan di distrik itu untuk mencari tahu ada tidaknya sumur bor lain yang dibiarkan terbuka dan berisiko menimbulkan insiden serupa.
Kisah Bayi 5 Bulan Berhasil Selamat dari Banjir Sentani, Terperangkap di Reruntuhan Selama 5 Jam
Banjir di Sentani Kecamatan Jayapura Papua yang terjadi pada hari Sabtu (16/03) telah menyebabkan sedikitnya 73 orang meninggal dunia dan ribuan warga mengungsi.
Seorang bayi berusia lima bulan berhasil diselamatkan dari banjir bandang yang menerjang kawasan Jayapura, Papua.
Juru bicara Kodam Cendrawasih, Muhammad Aidi, mengatakan bayi tersebut diduga terperangkap di reruntuhan di bawah rumahnya selama kira-kira lima jam.
Baca: 63 Orang Tewas Terseret Banjir Bandang di Distrik Sentani Jayapura Papua
Baca: Banjir Bandang Terjang Sentani Papua, Ratusan Warga Mengungsi
Baca: Terkait Rambu-Rambu Lalu Lintas, Ini Penegasan Kata Plt Kepala Dinas Perhubungan Sanggau
"Saat ditemukan ia tertindih balok-balok atau kayu-kayu. Kami selamatkan dan kami bawa ke rumah sakit," kata Aidi kepada wartawan BBC News Indonesia, Mohamad Susilo, Minggu (17/03).
Banjir yang terjadi pada hari Sabtu (16/03) telah menyebabkan sedikitnya 73 orang meninggal dunia dan ribuan warga mengungsi.
Hingga Minggu (17/03) pukul 10.00 WIB, tercatat dampak banjir bandang yang menerjang sembilan kelurahan di Kabupaten Sentani, Papua, sebanyak 50 orang meninggal dunia dan 59 orang luka-luka.
Muhammad Aidi mengatakan, saat bayi itu ditemukan, ayahnya datang dalam keadaan panik dan stres.
"Di rumah sakit diberi perawatan dan bayi ini kondisinya membaik dan sudah dijemput oleh pihak keluarga pada Minggu pagi," kata Aidi.
Setidaknya 73 orang meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang kawasan Jayapura, Papua, hari Sabtu (16/03).
"Korban meninggal, 66 orang akibat banjir bandang di Kabupaten Jayapura dan tujuh orang di Kotamadya Jayapura akibat tanah longsor," Aidi menjelaskan.
Ia menambahkan bahwa jumlah warga yang mengungsi mencapai setidaknya 4.157 orang hingga Minggu malam waktu setempat yang tersebar di tujuh titik pengungsian.
Sekitar 60 orang masih dilaporkan hilang.
Terjang sembilan kelurahan
Banjir bandang ini menerjang sembilan kelurahan di Kabupaten Sentani.
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, mengungkapkan lebih dari 1.000 warga Sentani dievakuasi ke kantor bupati dan rumah dinasnya.
Banjir bandang yang terjadi di malam hari, membuat para warga tidak mempersiapkan diri, sehingga yang diperlukan saat ini adalah kebutuhan pokok.
"Karena tengah malam musibah ini, jadi ada yang dalam kondisi tidur, belum siap sama sekali, mereka hanya keluar membawa baju yang di badan," ujar Mathius kepada BBC News Indonesia.
Lebih jauh, Mathius menerangkan bahwa kebutuhan air juga terkendala karena sumber air berasal dari Gunung Cyclop, sehingga dibutuhkan tangki air bersih untuk kebutuhan warga dan keperluan rumah sakit yang menampung korban luka-luka.
Kepala Humas Polda Papua Ahmad Musthofa Kamal mengatakan tiga lokasi yang terdampak parah akibat terjangan banjir bandang ini adalah di sekitar bandara, perumahan Bintang Timur dan sekitar lapangan udara.
Sebagian besar wilayah yang terdampak hingga kini masih tertutup lumpur material banjir. Diperkirakan masih banyak korban yang terperangkap materi lumpur.
"Air masih mengalir cukup deras tapi perlu diwaspadai. Kita masih melakukan pencarian," kata dia.
Proses evakuasi masih berlangsung
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan dari 50 orang meninggal dunia, 38 jenasah dibawa ke RS Bhayangkara Polda Papua, 7 jenasah di RS Marthin Indey, dan 5 jenasah di RS Yowari.
Sebanyak 49 korban sudah berhasil diidentifikasi sedangkan satu jenasah masih dalam proses identifikasi.Sementara 59 orang luka-luka yang dirujuk ke PKM Sentani, RS Bhayangkara dan RS Yowari. Dinas Kesehatan Jayapura dan Dinas Kesehatan Papua mengkoordinir penanganan tim medis bagi korban.
Namun, Sutopo menuturkan data korban ini masih akan bertambah karena pendataan masih dilakukan.
"Karena proses evakuasi masih berlangsung dan belum semua daerah yang terdampak di sembilan jelurahan bisa dijangkau tim SAR gabungan," ujar Sutopo, Minggu (17/03).
Material lumpur dan kayu akibat banjir membuat akses jalan tertutup, membuat evakuasi korban sulit dilakukan.
"Fokus utama saat ini adalah proses evakuasi, penyelamatan korban mengingat luasnya wilayah terdampak banjir bandang," tegas Sutopo.
Adapun kerusakan meliputi 9 rumah rusak terdampak banjir di BTN Doyo Baru, 1 mobil rusak atau hanyut, jembatan Doyo dan Kali Ular mengalami kerusakan.
Sementara itu, sekitar 150 rumah terendam di BTN Bintang Timur Sentani, kerusakan 1 pesawat jenis Twin Otter di Lapangan Terbang
Seperti diberitakan, akibat dari intensitas hujan yang menguyur Kabupaten Jayapura dan sekitarnya mulai dari sore hari, Sabtu (16/03) hingga pukul 23:30 Wit mengakibatkan Banjir merendam perumahan warga di Kelurahan Hinekombe, Dobonsolo dan Sentani Kota, Kampung Yahim dan Kehiran.
Peringatan banjir bandang
Lebih lanjut, Sutopo mengatakan sejak september 2018, Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas) bersama BNPB telah memperingatkan tentang adanya banjir bandang.
Wilayah Sentani itu rawan banjir akibat kerusakan lingkungan dan pertambangan liar di lokasi situ.
Apalagi pada tahun 2007 lalu, di Sentani juga pernah diterjang banjir bandang.
Kejadian banjir bandang yang menerjang pada Sabtu silam, menurut Sutopo, menunjukkan hujan deras yang terjadi pada sore hari membendung air di sungai ada. Namun air kemudian meluap dan menerjang wilayah di sekitarnya.
"Ini karakter banjir besar yang terjadi di Indonesia kita bisa melihat bagaimana kayu gelondongan yang begitu besar dan batu besar menerjang desa-desa,"
Untuk mengantisipasi banjir bandang, Wantanas dan BNPB sudah melakukan penanaman 20.000 bibit pohon untuk memperbaiki lingkungan, terutama hutan yang ada.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bayi Usia 1,5 Tahun Diselamatkan Usai Terjebak 48 Jam Dalam Sumur Bor"
Yuk Follow Akun Instagram Tribunpontianak: