Kasus DBD Capai 102 Kasus, 1 Meninggal, Diskes KKR Ajak Warga Gencar PSN

Penulis: Try Juliansyah
Editor: Didit Widodo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aksi gabungan gerakan lawan DBD, di Pontianak belum lama ini

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Try Juliansyah

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA- Setiap awal tahun biasanya banyak terjadi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Bahkan setiap tahunnya, kasus DBD di Kabupaten Kubu Raya (KKR) cenderung meningkat. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kubu Raya, hingga pekan ketujuh tahun 2019 ini, kasus DBD di Kubu Raya sudah mencapai 102 kasus di mana satu kasus sampai meninggal dunia.

"Sudah ada 102 kasus dan memang ini mengalami peningkatan, di mana satu di antara kasus menyebabkan meninggal dunia di Kuala Dua," kata Kepala Dinkes Kubu Raya, Berli Hamdani melalui Kasi P2PM (Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular), Daniel Irwan, Selasa (19/2/2019).

Ia mengatakan, kasus ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Bahkan ia menilai kasus kematian tersebut dikarenakan terlambatnya penanganan medis pada korban.

"Kemarin pada Januari yang meninggal itu akibat telatnya diberikan penanganan medis pada korban," tuturnya. Ia mengatakan untuk menekan kasus DBD, peran serta masyarakat sangat diperlukan.

Baca: Link Live Streaming Liverpool Vs Bayern Munchen di Liga Champions Berlangsung Pukul 03.00 WIB

Baca: Pembangunan Kabel Laut Tuntas, XL Axiata: Kemampuan Jaringan Data Meningkat

"Untuk mewaspadai dan mengantisipasi serangan penyakit DBD, masyarakat perlu menjaga kebersihan lingkungan di dalam rumah maupun di luar rumah," tuturnya.

Daniel mengatakan pihaknya terus melakukan sosialisalisasi mengenai gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) kepada masyarakat karena program tersebut dirasa sangat efektif dalam mencegah adanya DBD. Termasuk melakukan berbagai program PSN di kawasan puskesmas-puskesmas yang menurutnya ada temuan kasus DBD.

"Ada tujuh puskesmas yang menjadi perhatian karena sejak Oktober 2018 sudah ada kasus. Puskesmas tersebut antara lain, Puskesmas Sungai Ambawang, Sungai Durian, Sungai Raya Dalam, Korpri, Rasau Jaya, Sungai Kakap, Sungai Rengas, dan Punggur," tuturnya

Ia mengatakan memang untuk kasus DBD ini memang sudah diupayakan pencegahannya. Dan pihaknya berusaha semaksimal mungkin agar tidak ada lagi korban jiwa akibat DBD.

"Baik sosialisasi hingga fogging focus sudah kita lakukan guna pencegahan DBD. Namun jika memang masih ada yang terserang DBD kita akan berusaha ada tidak ada kasus meninggal dunia lagi," tandasnya

Kepala Puskesmas Sungai Durian, dr Yudi Paulian Heriwibowo menyebutkan di wilayah puskesmasnya terdapat 22 kasus DBD di awal 2019. Di mana satu di antaranya meninggal dunia yang merupakan warga Kuala Dua.

"Hingga Februari ini memang sudah ada 22 kasus, dan ada kasus kematian pada Januari akhir," ujarnya.

Diakui olehnya kasus kematian tersebut tidak ditangani langsung oleh pihak Puskesmas. Karena dari pihak keluarga diakuinya menyerahkan penanganan medis ke rumah sakit AU.

"Korban ini berobatnya langsung ke rumah saki AU saat demam, kemudian di rujuk ke rumah sakit Soedarso. Kita juga mengetahuinya korban sudah meninggal di Soedarso," katanya.

Namun pihaknya tetap melakukan audit ke rumah sakit untuk memastikan korban meninggal karena DBD. "Setelah kita audit ke RSUD dr Soedarso memang benar korban sudah mengalami Syock Syndrome karena DBD," tuturnya.

Halaman
12

Berita Terkini