TRIBUN WIKI

Gerattak Batu Sambas Simpan Keunikan Kisah Sejarah Penjajahan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga melintasi Gerattak Batu atau Jembatan Batu, Sambas, Rabu (16/1/2019).

Gerattak Batu Sambas Simpan Keunikan Kisah Sejarah Penjajahan

 TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Sejarawan muda Kabupaten Sambas Aan, S.Pd mengatakan, Jembatan Batu atau yang lebih dikenal dengan Gerattak Batu adalah salah satu keunikan sejarah di Sambas.

Menurutnya, Jembatan tersebut di bangun pada 1941.

Jembatan tersebut bergaya arsitektur Belanda, yang dibuat oleh arsitek orang Indonesia. 

Baca: Tiga Alasan Mengapa Anda Harus Mengunjungi Temajuk Sambas

Baca: Pantai Temajuk Sambas, Surga di Ekor Borneo

"Gerattak Batu ini adalah sebuah keunikan sejarah di Sambas, dibangun pada tahun 1941 dengan gaya Belanda dan diarsiteki oleh orang Indonesia," ujarnya, Rabu (16/1/2019).

Menurutnya tentara Jepang saat masuk ke Indonesia pada umumnya menjalankan misi menghancurkan peninggalan Belanda.

Namun Jembatan Gerattak Batu tidak dihancurkan oleh Jepang.

"Tidak dihancurkan oleh tentara Jepang, yang saat itu sedang dalam misi menghancurkan sisa dan simbol Belanda di Sambas," jelasnya.

Peperangan kala itu kata A'an, berlangsung antara tentara Jepang dan prajurit Belanda cukup sengit.

Ia menjelaskan, pada saat itu 90 persen bangunan yang dibuat oleh kolonial Belanda dibom dan diratakan dengan tanah.

Sementara itu, 10 persen yang tersisa adalah dua jembatan besar yang menjadi urat nadi, bahkan objek paling vital kala itu.

 Satu di antaranya adalah Jembatan Batu.

"Tahun 1942, Jepang masuk ke Sambas. Mereka membombardir benteng-benteng kecil atau tangsi Belanda tanpa sisa. Bangunan-bangunan Belanda dikuasai, sebagian besar dihancurkan. Kecuali dua jembatan, dan salah satunya Gerattak Batu," tutupnya. (*) 

Baca: Masyarakat Sambas Dukung Kebijakan Bupati Larang Kendaraan Roda Enam Melintas di 2 Jembatan

Baca: Bupati Atbah Larang Kendaraan Roda Enam Melintasi Dua Jembatan Bersejarah di Sambas

Berita Terkini