Mahasiswa IAIN Pontianak Ini Punya 5 Solusi untuk Tumbuhkan Toleransi

Penulis: Muhammad Rokib
Editor: Madrosid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Maulana Ramadhan Mahasiswa IAIN Pontianak Jurusan PAI

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ya' M Nurul Anshory

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Indonesia merupakan suatu negara dengan jumlah penduduk 264 jiwa, merupakan penduduk terbanyak ke 4 di dunia, berbagai macam suku, agama, bahasa, dan lain sebagainya, kata Maulana pada tribunpontianak.co.id, Kamis (13/12/2018) pagi.

Maulana mengatakan bahwa keberagaman itulah membuat Negara Indonesia ini sangat kaya raya dalam budaya dan adat istiadat, maka dari itu kita sangat bangga memiliki keberagaman yang kita miliki di Indonesia, bukan menjadikan keberagaman itu untuk saling melecehkan atau saling merendahkan antara golongan kata dia.

"Karena toleransi adalah suatu sikap untuk saling menghormati antar kelompok atau individu dalam bermasyarakat atau dalam lingkup lainnya, karena sikap toleransi menghindari kita terjadinya diskiriminalisasi, walaupun banyak suatu kelompok atau golongan masyarakat," ucapnya.

Baca: Sendu Junintias: Minat Membaca Masyarakat Masih Rendah

Baca: 11 Fakta Dua Saudara Bunuh Diri Bersama, Dari Hamil, Racun, Motif, hingga Status Perkawinan

Baca: Sandiaga Uno, Maruf Amin hingga Ketum PBB Dapat Penghargaan di Moeslim Choice Award

Contoh kecil kata Maulana, dalam sikap toleransi secara umum antara lain menghargai pendapat atau pemikiran orang lain yang berbeda dengan kita serta saling tolong menolong tanpa memandang suku, agama, ras dan golongan.

Maulana berpendapat bahwa, permasalahan toleransi yang terjadi akhir-akhir ini di sebabkan kurangnya pencerahan dalam ilmu pengetahuan tentang agama atau rendahnya kesadaran dalam bermasyarakat, karena setiap permasalahan toleransi yang berujung kepada konflik harus di sepakati secara baik kata dia.

“Karena agama apapun tidak ada mengajarkan untuk melakukan kekerasan, jika ada yang berprilaku kekerasan maka itu bukanlah dari agama tapi hanya oknum saja," ucapnya.

Namun akhir-akhir ini kata dia, sikap toleransi mulai pudar dari waktu ke waktu dan masyarakat cendrung ingin menang sendiri atas kepentingannya pribadi, di tambah lagi kebebasan untuk berpendapat, terlebih melalui media sosial.

Dengan mudanya kita dapat dapat melihat postingan-postingan di media sosial saat ini sangat mudah untuk merendahkan suatu golongan, suku dan pandangan politik, bahkan agama pun menjadi bahan ejekan yang tidak sesuai dengan opini nya Indonesia bisa saja terpecah bela karena ancaman dari negeri sendiri, sangat mengerikan kata Maulana.

Maulana memaparkan beberapa solusi untuk saling bertoleransi atau menghormati keberagaman yang dimiliki Indonesia, antara lain yaitu:

1. Menghargai teman atau tetangga yang berbeda agama, dapat kita lakukan dengan tidak mengejek atau merendahkan orang yang berbeda agama.

2. Mengajarkan anak tentang keberagaman berbagai macam media, seperti melalui permainan, buku bacaan, maupun tontonan tentang keberagaman.

3. Mengajarkan seseorang perbedaan bukan untuk menimbulkan kebencian, atau mengajarkan perbedaan yang ada jangan di sikapi dengan kebencian, karena kebencian akan membuat orang sedih dan menyakitkan orang lain.

4. Orang tua harus mengajarkan nilai positif keberagaman melalui tingkah laku, baik dalam berteman, maupun relasi dengan sesama walaupun berbeda latar belakang.

5. Mengajarkan kepada seseorang sikap toleransi itu sangat di butuhkan, karena jika tidak ada sikap toleransi banyak orang saling bermusuhan dan saling membenci.

Maulana berharap, semoga masyarakat Indonesia saling menghargai antar golongan, suku, agama supaya terciptanya persatuan di Indonesia dalam semboyan yang kita miliki yaitu Bhenika Tunggal Ika.

Berita Terkini