Laporan Wartawan Tribun Pontianak M Wawan Gunawan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBASĀ - Bupati Sambas Atbah Romin Suhaili mengatakan, dirinya ingin kedepannya Sambas bisa seperti Jepang.
Menurutnya, di Jepang para petani orientasinya bukan lagi hanya pada kuantitas tapi bagaimana kualitas yang di hasilkan lebih utama.
"Hasil pertanian dan perkebunan mereka kualitasnya sangat luar biasa, akhirnya orang tidak lagi memikirkan soal harga tapi bagaimana kualitas dari barang," ujarnya, Rabu (14/11/2018).
Namun demikian, Atbah menyadari hal ini tidak bisa di lakukan dalam waktu singkat. Dan tentu memerlukan waktu yang lama.
Baca: Kadis Pertanian: Pertemuan Ini Untuk Evaluasi dan Proyeksi Program Yang Sudah Berjalan
Oleh karenanya ia meminta dengan hadirnya para penyuluh pertanian di tengah-tengah petani bisa membawa perubahan yang lebih baik kepada petani.
"Pertama memang membangun persepsi dan mindset, kita punya kultur pertanian tapi soal mental dan mindset kita masih jauh. Ketika hadir teknologi mindset kita masih lama, hadir alat peradaban kita masih lama," tuturnya.
"Jadi harusnya mindset kita bergerak ke atas, sehingga dengan hadirnya teknologi akan diharapakan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas pertanian. Inilah yang di harapkan dari para penyuluh pertanian," jelasnya.
Lebih lanjut Atbah mengatakan, saat ini Sambas sebagai Kabupaten yang berada di daerah perbatasan. Tentu untuk proses ekspor-impor sangat besar peluangnya.
Oleh karenanya, ia meminta kepada para petani untuk tidak khawatir dengan masa depannya. Karena Sambas sudah memiliki pasarnya sendiri, dan bisa mengekspor produk-produk unggulan ke luar negeri.
Namun tentu dengan syarat perbaikan kualitas hasil pertanian dan perkebunan sehingga bisa tembus pada pasar internasional.
Sebagaimana diketahui, saat ini Sambas memiliki potensi hasil-hasil pertanian seperti Beras, Lada, CPO dan buah-buahan seperti Jeruk dan buah naga yang sangat besar.
Dengan demikian, kedepannya komoditi-komoditi ini yang akan di ekspor oleh Sambas ke luar negeri. Dan sidak di laporkan ke Kementerian Perdagangan agar bisa di tindaklanjuti.
"Produk-produk ekspor sudah kita laporkan ke kemendag, salah satunya beras, lada, CPO termasuk ikan dan buah-buahan seperti jeruk dan buah naga. Begitu juga terkait apa yang di impor kita sudah laporkan ke kemendag," tegasnya.
Ia menjelaskan, dengan demikian harga-harga hasil pertanian bisa lebih baik lagi. Dan para petani tidak lagi berpikir mengenai kemana produk-produknya akan dijual, Karena sudah ada pasar sendiri bagi para petani Sambas.
Untuk itu ia berharap, kedepannya menajemen pertanian yang ada di Sambas bisa semakin baik lagi. Sehingga bisa berdampak kepada peningkatan kesejahteraan petani di Kabupaten Sambas.