"Kalau kita flashback GA 210, 6.50 Pak. Pagi juga. Kasus yang di tengah-tengah sebelum ini, Air Asia, jam 5 pagi take off. Jadi ada apa ini? Yang pasti, kecelakaan terjadi di jam 06.00 pagi. Ini yang menyebabkan keprihatinan saya. Berarti ada missing link di sini," ujarnya.
Stephanus menduga apakah kesadaran dan kewaspadaan kru pesawat berkurang karena mereka harus bangun pagi dan siap pada pukul 3 dini hari.
"Kru bangun jam 3 pagi. Jadi kemungkinan, itu apakah situation awareness itu berkurang? Kalau berkurang mari kita sama-sama, kita perbaiki sistem itu. Minimum tidak terjadi kecelakaan di pagi hari," kata Stephanus.
Baca: Lihat Langsung Jatuhnya Lion Air, Sabudi: Pesawat Berputar, Menukik ke Laut, Lalu Terdengar Ledakan
Baca: Klarifikasi Presenter Conchita Caroline Soal Pengalamannya Naik Lion Air, Bukan JT 610
Baca: Lion Air JT610 Jatuh, Nelayan Rasakan Keanehan Dari Lihat Pesawat Miring Hingga Dengar Dentuman
Baca: Polisi Belum Bisa Identifikasi Satu Pun Korban Lion Air dari 24 Kantong Jenazah
Dalam acara tersebut, Stephanus juga menyebut bahwa Lion Air JT-610 sempat naik turun sebelum akhirnya mengalami kecelakaan di perairan Karawang.
Namun menurut Stephanus, hal ini tidak masuk akal.
Stephanus menyebut bahwa kecepatan Lion Air JT-610 membuat dirinya berpikir bahwa ada sesuatu yang tidak normal dan harus segera diatasi.
Yuk Follow Instagram Tribun Pontianak: