TRIBUNPONTIANAK.co.id/Marlen Sitinjak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Saat namanya ramai dikait-kaitkan dengan kubu tertentu jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Ustaz Abdul Somad (UAS) sibuk dakwah ke berbagai pelosok negeri.
Sang Ustaz tetap konsisten dan seolah tidak tertarik untuk terjun langsung ke dunia politik apalagi sampai menyerukan dukungan ke kubu tertentu.
Rabu (9/19/2018), Ustaz Abdul Somad berkunjung dan dakwah ke satu tempat yang sangat bersejarah baginya.
Asrama, di mana sang Ustaz mengawali belajar ilmu agama Islam di Madrasah Aliyah Nurul Falah Air Molek Indragiri Hulu Riau, medio 1995-1996.
Rumah kayu tersebut sepertinya tidak digunakan lagi, namun masih berdiri kokoh dalam bentuk aslinya.
Asrama yang pernah ditempati sejumlah tokoh agama dan ulama berpengaruh di Riau, tampak lapuk dimakan usia.
Dinding kayu di bagian atas mulai rusak, begitu juga atap.
Pintu dan jendela tidak lagi sempurna hingga tumbuhan pun menjalar di sejumlah titik.
Baca: Ulama Kharismatik Ini Larang Ustadz Adbul Somad Jadi Wakil Presiden dan Ke Istana Negara
Baca: Soal Kalimat Tauhid di Atribut Jamaah, Ustadz Abdul Somad Sampaikan Penegasan
Baca: Ustadz Abdul Somad: Memangnya Saya Ini Rambo?
Ustaz Abdul Somad mem-posting foto dirinya bersama sejumlah orang sedang berada di depan asrama bersejarah itu.
"Agustus 1995 sampai Mei 1996 saya sekolah di Madrasah Aliyah Nurul Falah Air Molek Indragiri Hulu, Riau. Pak Suherman Siregar yang merekom saya masuk ke sekolah ini.
Tinggal di asrama rumah kayu yang masih tetap berdiri sampai hari ini walau telah lapuk dilahap masa. Bu Hj. Khairani Kamal, Pak Hasanuddin Husein, Ustadz Adnan Muttaqin, semua mereka telah pergi. Al-Fatihah untuk mereka.
Banyak orang-orang besar pernah tinggal di asrama ini: Prof. DR. Achmad Mujahidin, M. Ag (Rektor UIN Suska), DR. Muhammad Saifuddin, MA (Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Suska), Saidina Umar (Mantan Anggota DPRD Kabupaten Indragiri Hulu). Dan banyak lagi yang pernah berkontribusi buat negeri ini.
Air Molek,
9 Muharram 1440
19 September 2018
Para netizen pun bangga sekaligus prihatin melihat kondisi asrama tersebut.
Mereka berharap, asrama ini diperbaiki dan difungsikan kembali untuk pendalaman ilmu agama.
@ekanyasefti: Liat rumahnya jadi nangis ingat alm. Kakek. Dulu rumahnya model begini.. Ala ala jadul.. Sehat selalu para ustadz
@bianca_orthodontic_clinic: Ustadz.. byk orang besar alumnus pesantren itu..knp tak ada yg merenov bangunan tsb?.. dgn tdk merubah bentuk aslinya yg molek
@ari_fiyanto31: Jgn dirobohin ustadz... Syg.. Bagus itu rumahnya...
@aminahamy67: Ya Allah inilah saksi bisu yang penuh...Rahmathan Lilalamin...semoga Amal jariah Ibu Bapak yg dulu mengabdi di sini..dalam Surga Nya
@yayah617: Masyaalloh, barokallahu fii ustadz Abdul Somad, semoga berdakwah nya membawa kemaslahatan umat Islam aamiin ya rabbal'alamin Allahuakbar
@arifuddin54: ini sebaiknya direnofasi dgn tdk merobah bentuk.. krn sangat artistik sekali
@hailmarley: desainnya harus tetap dipertahankan sebagaimana aslinya
@fairyndoet: lebih baik dipugar sama seperti bentuk asli, rumah melayu
@auliairvani: Smoga rumah ini bisa jadi cagar budaya oleh pemprov riau..rumah yg artistik
@jafril88: Subhanalloh...
@sejarah_banget: Bangunan ber @sejarah_banget
@afaidaida: cagar budayakan Al'ustad
@supendi2122: Luar biasa ya ustazd semoga sukses
@pak_zakki: semoga ustadz sehat selalu..aminn
@riahsod: Semoga guru yg mengajar d situ dulu tetap mengalir pahala jariah nya.
Di hari yang sama UAS juga mem-posting foto dirinya tengah melakukan peletakan batu pertama pembangunan Madrasah at-Tauhid.
Pembangunan Madrasah ini pun memiliki latar belakang tersendiri.
Berikut tuliasn UAS terkait foto ini:
MUSIBAH BERBUAH MADRASAH
Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Topi yang dipakai jadi fitnah. Sebagai bentuk penyesalan, "Ustadz, saya transfer 100 juta ke rekening Ustadz"
Saya jawab, "Kita antar duit itu bersama-sama ke Durian Cacar. Kita buat Madrasah. Namanya Madrasah at-Tauhid. Karena tulisan di topi tu kalimat Tauhid"
Setelah shalat Shubuh tadi, kami bertolak menelusuri jalur Lintas Timur Sumatera. 6 jam perjalanan darat, kami sampai di Kampung Durian Cacar, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.
Kami disambut Datuk Perpatih, Pak Mangku dan Pak Batin dari para tokoh adat. Adapun dari pemerintahan hadir Pak Kades, Kapolsek dan masyarakat.
Semoga Madrasah at-Tauhid ini bisa menjadi penawar duka masyarakat pedalaman untuk mencerdaskan anak bangsa.
Kampung Durian Cacar,
9 Muharram 1440
19 September 2018. (*)