Laporan Wartawan Tribun Pontianak Ferryanto
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,MEMPAWAH - Mempawah Expo 2018 resmi dibuka.
Mempawah Expo yang bertujuan untuk memperkenalkan produk - produk unggulan Mempawah ke masyarakat umum
Sejumlah UMKM pun menggunakan moment ini sebagai ajang pengenalan produk mereka.
Ade Wirawan (21) seorang karyawan dari Sigma Hadi Karya, UMKM yang bergerak di bidang produksi Alat Perkakas Tangan Pertanian / perkebunan, dan kerajinan Pande Besi mengatakan bahwa dengan moment Mempawah Expo ini sangat membantu dirinya untuk mempromosikan produk buatannta.
"Untuk penjualan saat Acara seperti ini si biasa aja, tapi selepas acara omset lumayan meningkat, banyak pesanan setelah moment kayak ini, kayak MTQ kemarin juga buka stand, setelah itu omset lumyan,"ujarnya.
Di Stand yang dirinya jaga, terpajang berbagai kerajinan dari besi dan Baja.
Alat - alat pertanian, perkebunan, seperti dodos, pisau dapur, golok, clurit, sabit, terpajang rapi.
Selain itu, di Stand ini juga terdapat berbagai kerajinan besi dalam senjata seni tradisional, seperti keris, Kujang, Badik, dan golok bermotif.
Ade memaparkan bila di moment seperti produk besi pertanian lah yang cenderung laris.
"Yang paling laris itu kayak arit, golok, karena orang ni disini banyak buat hari - hari kerja, tapi kalau yang dari Pontianak atau luar kota lah lebih suka beli senjata tradisional, karna lebih suka bentuknya, kayak keris, badik itu warga luar yang suka belinya," paparnya..
Kemudian, Hadi sang pemilik bahkan mengatakan, Kalimantan Barat merupakan sebuah pasar yang sangat potensial bagi penjualan peralatan perkebunan.
"Disini banyak perkebunan kelapa sawit, dan banyak perusahaan, yang mempunyai banyak pekerja lapangan untuk pemanenan kelapa, dan itu membutuhkan perlengkapan seperti dodos, dan egrak untuk memanennya, jadi sangat potensial, jadi dengan adanya moment seprerti memang membantu untuk promosi,"ungkapnya.
Menurut data yang ia terima dari Dinas terkait, kebutuhan akan prodak pertanian sepeti dodos dan egrak perbulan mencapai 67 ribu keping, namun saat ini yang mampu di penuhi oleh pengrajin Kalbar hanya berkisar 30 %.
70% sisa dari kekurangan tersebut, perusahaan dan lain sebagainya mendatangkan peralatan dari luar kalimantan dan luar negeri yakni Malaysia salah satunya.
Oleh karena itu, Hadi saat ini mulai berbenah diri untuk berusaha menyasar pangsa pasar yang ada, dengan mengajak bermitra para pengrajin atau pandai besi lain yang ada di Mempawah.